"Let us build a global community in which the people of neighboring countries view each other not as potential enemies, but as potential partners, as members of the same family in the vast, increasingly interconnected human family."
Bagaimana infrastruktur informasi global tersebut dapat memenuhi harapan di atas? Jawabannya terletak pada beragamnya jenis layanan yang mungkin diberikan atau diselenggarakan pada infrastruktur informasi tersebut, yang diharapkan dapat memperbaiki kehidupan manusia penggunanya, mulai dari penyediaan informasi elektronis sampai dengan pendidikan jarak-jauh yang tidak mengenal batas-batas geografis.
Di sini, saya akan mencoba memaparkan jenis-jenis layanan yang mungkin dikembangkan pada suatu infrastruktur informasi baik global maupun nasional di masa depan, dengan melihat pada kondisi Internet sebagai cikal bakal dari infrastruktur informasi global dan menyimak beberapa pandangan Bill Gates, CEO dari Microsoft Corporation, yang dituliskan dalam bukunya The Road Ahead. Layanan-layanan ini umumnya merupakan aplikasi informatika yang cukup kompleks dan dikembangkan dengan menggunakan metodologi pengembangan perangkat lunak mutakhir beserta seperangkat alat bantunya. Hal ini masih ditambah lagi oleh tuntutan "time-to-market" dari suatu produk yang semakin singkat untuk mengatasi kondisi yang amat kompetitif, dan lingkungan target pengoperasian ("platform") yang semakin kompleks. Kesemuanya itu menyebabkan pengembangan aplikasi informatika di masa depan suatu tantangan yang tidak ringan dan menuntut penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas.
Saat ini, jika menelusuri Internet, maka kita akan menemui berbagai macam layanan "elektronis" mulai dari bentuk yang sederhana seperti halaman Web yang berisi informasi mengenai penulis atau pemilik halaman Web tersebut baik berupa individu maupun institusi atau perusahaan. Serupa dengan buku telepon yang menyediakan informasi nomor telepon pemiliknya, halaman-halaman Web tadi menyajikan informasi pemiliknya dengan kandungan yang jauh lebih kaya dibandingkan dengan kandungan informasi di dalam buku telepon.
Jenis layanan berbasis Web di atas kemudian dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi di antara pengakses dengan pengelola halaman Web. Salah satu bentuk interaksi ini adalah transaksi dagang yang memungkinkan pengakses membeli produk yang ditawarkan oleh pengelola halaman Web seperti yang ditawarkan toko buku (virtual) Amazone (http://www.amazone.com).
Selanjutnya, jika pada layanan-layanan di atas interaksi di antara pengakses dan pengelola halaman Web hanya terjadi satu atau dua kali, maka halaman Web lainnya memungkinkan penyediaan layanan yang memungkinkan terjadinya interaksi secara sinambung. Salah satu contoh jenis layanan ini adalah penyelenggaraan pengajaran jarak-jauh. Seperti halnya ruang kelas tradisional, halaman Web dari suatu sistem pengajaran jarak-jauh membentuk suatu ruang kelas virtual bagi pengaksesnya. Namun, berbeda dari ruang kelas tradisional, ruang kelas virtual berbasis Web ini dapat dilengkapi fasilitas-fasilitas pendukung pengajaran seperti perpustakaan atau laboratorium yang berjarak hanya satu "klik" dari ruang kelas virtual tadi.
Jenis-jenis layanan berbasis Web seperti yang telah diuraikan di atas umumnya dapat dikembangkan tanpa melibatkan kegiatan "pemrograman" yang biasanya diperlukan dalam pengembangan aplikasi informatika, terutama untuk layanan-layanan yang sederhana. Hal ini dapat dicapai karena struktur Web yang memungkinkan sebagian besar aktivitas pemrograman dapat dilakukan seperti halnya "menyunting" dokumen. Namun demikian untuk hal-hal yang cukup kompleks, seperti penyelenggaraan pengajaran jarak-jauh yang membutuhkan interaksi yang cukup erat dengan pemakai, pengelola layanan Web membutuhkan lebih dari sekedar penyunting dokumen.
Di sisi lain, sejalan dengan peningkatan jumlah halaman Web yang terjadi secara eksponensial di Internet, banyak pengguna yang merasa kehilangan arah begitu mereka masuk ke Internet.
Sebagai contoh, saya mencoba mencari informasi mengenai definisi dari telematika dengan menggunakan search engine Alta Vista (http://www.altavista.digital.com) dan mendapatkan 257580 halaman Web yang berkaitan dengan dengan "telematics definition". Kemudian saya memilih peringkat ke-6 yang berjudul "ISPO: Definition of Telematics" karena kelihatannya sesuai benar dengan apa yang saya cari. Ternyata yang saya peroleh adalah artikel news yang ditulis seseorang yang menanyakan hal yang sama dengan yang saya cari!
Simon Smith:
I'd be interested in definitions of the term Telematics?
Does anyone have such a definition?
Selanjutnya saya mencoba menelusuri peringkat ke-3 dengan judul "ISPO: Re: Definition of Telematics" dengan harapan mendapatkan informasi yang lebih baik. Ternyata harapan saya sia-sia belaka karena sekali lagi saya mendapatkan pertanyaan yang serupa!
Reply: Claudia Palt: "Re: Definition of Telematics":
Baru pada pilihan ke-3 saya mendapatkan jawaban yang saya cari, walaupun
tidak terlalu meyakinkan.
Reply: Bryan Pyne: "Fwd: Re: Definition of Telematics":
Pengalaman ini menunjukkan keterbatasan sistem pencarian informasi (dikenal dengan sebutan Information Retrieval atau disingkat IR) yang ada di Internet saat ini. Bill Gates dalam bukunya secara terperinci menguraikan lima komponen sistem IR yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Kelima komponen ini adalah: query, filter, spatial navigation, link, dan agent. Komponen query memungkin pencari informasi bertanya kepada sistem IR dengan menggunakan kalimat sederhana sebagaimana layaknya seseorang bertanya kepada orang lain mengenai sesuatu. Filter memungkinkan sistem IR menyaring setiap informasi yang diterimanya berdasarkan kriteria tertentu. Spatial naviagation dan link memungkinkan pencari informasi menjelajahi medan informasi dengan sangat mudah (hanya dengan meng-klik mouse-nya). Akhirnya agent adalah komponen sistem IR yang memungkinkan pencari informasi mendelegasikan tugas pencarian sehingga dia dapat melakukan pekerjaan lain selama si agen mencari informasi yang dikehendakinya.
Tiga dari kelima komponen sistem IR yang disebutkan di atas, query, filter, dan agent, amat erat kaitannya dengan dokumen yang digunakan sebagai sumber informasi. Untuk dapat mencari dan menyaring informasi yang diinginkan dari dokumen-dokumen yang ada, idealnya ketiga komponen tadi harus dapat "mengerti" bahasa yang digunakan dalam dokumen-dokumen tersebut! Saat ini cara yang dilakukan agar ketiga komponen sistem IR tersebut dapat memahami isi suatu dokumen adalah dengan menggunakan pendekatan statistik. Di masa depan pendekatan secara statistik ini mungkin tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan pencari informasi sehingga mungkin teknik pemahaman isi dokumen dengan pendekatan pemrosesan bahasa alamiah (natural language processing) perlu dipertimbangkan. Dalam hal ini, peneliti-peneliti Indonesia tampaknya harus bekerja ekstra keras karena kegiatan di bidang pemrosesan bahasa alamiah untuk bahasa Indonesia baik dari segi linguistik maupun informatika masih terbatas jumlah dan kualitasnya.
Selain layanan yang menyediakan informasi seperti yang telah diuraikan di atas, masih banyak aplikasi yang diperkirakan akan berkembang di infrastruktur informasi di masa depan. Mulai dari berbagai layanan di bidang hiburan elektronis seperti video-on-demand sampai dengan perdagangan elektronis (e-commerce). Video-on-demand diperkirakan oleh Bill Gates akan menjadi aplikasi yang mendominasi ("killer-app") Internet masa depan karena dengan layanan ini, pemirsa televisi nanti tidak lagi dibatasi oleh waktu untuk dapat menikmati acara-acara kesukaannya. Perdagangan elektronis di sisi lain, menjanjikan pengurangan biaya-biaya yang tidak langsung berkaitan dengan pembuatan produk karena penjual dapat langsung berhubungan dengan pembeli tanpa adanya perantara seperti distributor atau agen misalnya.
Seperti halnya sistem IR yang memiliki keterbatasan mekanisme pencarian informasi, kedua aplikasi yang disebutkan di atas pun masih menghadapi kendala yang perlu diatasi sebelum dapat diterapkan secara luas. Video-on-demand masih membutuhkan mekanisme pemampatan data dan pentransmisian data yang lebih efisien, terutama pada kondisi lebar pita saluran transmisi yang umumnya masih di bawah kebutuhan.
Di atas telah diuraikan bahwa sebagian halaman Web beserta layanan-layanan yang diberikan di dalamnya dapat dikembangkan tanpa melibatkan kegiatan "pemrograman" sama sekali (atau paling tidak si penulis tidak perlu berhadapan dengan lingkungan pemrograman beserta bahasa pemrogramannya seperti bahasa Fortran, Pascal, atau C). Halaman Web dapat dibangun dengan menyunting dokumen berformat HTML (Hyper-Text Markup Language) atau dikenal dengan sebutan dokumen HTML, sebagaimana halnya dengan menyunting dokumen-dokumen elektronis lainnya dengan menggunakan suatu editor elektronis untuk dokumen HTML (editor HTML). Bahkan saat ini beberapa paket pemroses kata yang populer (seperti Lotus WordPro atau Microsoft Word) telah dilengkapi fasilitas penyuntingan dokumen HTML.
Lebih lanjut, lingkungan Web (dengan browser-nya) memungkinkan dokumen-dokumen HTML tadi dilengkapi fasilitas interaksi (seperti pengisian informasi, pemilihan menu) yang memungkinkan pembuatan layanan Web yang interaktif. Hal ini dilakukan tanpa menuntut penulis dokumen menulis program, tetapi dengan menggunakan sistem "penyisipan" dokumen dengan objek-objek eksternal (disebut dengan cgi atau pluggin) yang nantinya akan menjalankan aplikasi di luar dokumen sesuai dengan kebutuhannya. Lingkungan Web menjamin keterpaduan di antara aplikasi dan dokumen HTML tersebut sehingga bagi pengakses halaman Web, keduanya tampak sebagai satu kesatuan.
Kompleksitas aplikasi masa depan ini masih ditambah dengan kompleksnya lingkungan komputasi di mana aplikasi tersebut akan dijalankan nantinya. Aplikasi informatika masa depan harus dikembangkan dengan pertimbangan untuk dijalankan di lingkungan jaringan komputer yang komponen-komponennya (komputer pemroses, sumber data, dll.) berada pada lokasi yang terdistribusi di tempat-tempat yang terpisah secara geografis (berbeda dengan pemrograman hanya pada satu mesin). Selain itu, aplikasi tersebut akan dijalankan pada komputer yang berbeda-beda baik ukuran maupun arsitekturnya. Selanjutnya, di lihat dari jenis datanya, aplikasi tersebut akan berhadapan dengan data yang bentuk dan jenisnya bermacam-macam (multimedia). Kesemuanya itu meningkatkan kompleksitas aplikasi yang akan dikembangkan.
Peningkatan kompleksitas aplikasi informatika masa depan seperti telah diuraikan sebelumnya pada gilirannya akan menuntut lingkungan pengembangan perangkat lunak yang berkemampuan tinggi pula. Sayangnya, perkembangan di bidang perangkat lunak ini jauh ketinggalan di banding perkembangan di bidang perangkat keras atau pun perangkat komunikasi. Peningkatan produktivitas dalam pengembangan perangkat lunak berjalan dengan lamban, walaupun bahasa pemrograman komputer telah berevolusi mulai dari bahasa rakitan sampai ke bahasa pemrograman visual seperti Visual Basic, PowerBuilder, atau Delphi.
Ted Lewis, dalam artikel The Next 10,0002 Years: Part II yang ditulisnya di majalah IEEE Computer edisi Mei, 1996, memperkirakan akan "lahirnya" suatu era pemrograman baru yang dimotori oleh teknologi berorientasi objek, antar-muka berbasis grafis, dan dilengkapi dengan kemampuan menghasilkan program secara otomatis. Lingkungan pemrograman baru ini secara sederhana akan berbasis pada apa yang disebut dengan framework. Setiap domain aplikasi akan memiliki sebuah framework yang dibangun oleh sekelompok kecil pengembang perangkat lunak yang benar-benar telah teruji kemampuannya. Framework ini akan terdiri dari komponen-komponen perangkat lunak yang disebut applet, yang mempunyai struktur interaksi satu dengan lainnya dengan pola tertentu. Selanjutnya, setiap kali suatu badan atau individu membutuhkan aplikasi yang khusus bagi keperluannya maka kelompok pengembang lain dapat menggunakan framework pada domain aplikasi yang bersesuaian untuk membangun aplikasi khusus tadi dengan jalan "mengganti" applet-applet yang berkaitan dengan kebutuhannya.
Pola pemrograman berbasis framework ini telah mulai diperkenalkan seperti pada lingkungan pemrograman Java dengan framework AWT-nya (AWT: Abstract Window Toolkit) yang memungkinkan pengembangan aplikasi-aplikasi berbasis window tanpa perlu mengetahui lingkungan window yang mana (MS Window, OpenWindow, atau lainnya) yang akan dipergunakan. Lebih jauh, lingkungan pemrograman seperti Java, memungkinkan pengembangan perangkat lunak yang independen terhadap jenis mesin komputer yang digunakan dan juga dapat dengan mudah mengenali sumber daya komputasi yang tersedia di jaringan (tidak terpaku pada sumber daya komputasi di mana aplikasi tersebut dijalankan).