Jika temp_ruangan DINGIN, maka atur kecepatan_kipas pada posisi LAMBAT.
Jika temp_ruangan PANAS, maka atur kecepatan_kipas pada posisi CEPAT.
Jika temp_ruangan HANGAT, maka atur kecepatan_kipas pada posisi SEDANG.
Aturan Jika-Maka tersebut dapat menghubungkan banyak variabel masukan
dan keluaran. Karena aturan didasarkan pada deskripsi dengan kata-kata
bukan dengan definisi matematis, maka semua hubungan yang dapat dijelaskan
dengan ungkapan bahasa pada umumnya dapat dilakukan dengan pengendali logika
kabur. Hal ini berarti sistem non-linier yang biasanya sulit dikendalikan
dengan pengendali konvensional, dapat dengan mudah dikendalikan oleh pengendali
logika kabur. Dan, karena variabel memiliki keanggotaan berbobot, aturan
yang terdiri atas variabel-variabel ini juga memiliki bobot. Untuk sistem
dengan banyak masukan dan banyak keluaran serta memiliki banyak aturan-aturan,
fluktuasi liar pada tiap-tiap masukan dapat ditekan dengan pembobotan aturan.
Oleh karena itu sistem logika kabur bersifat sangat panggah (robust)
dan seringkali memungkinkan pengubahan atau pembuangan banyak aturan tanpa
secara signifikan mempengaruhi karakter pengendalian.
Fungsi keanggotaan masukan berbobot dan aturan yang dikenakan padanya menentukan keanggotaan relatif dalam fung-si keluaran. Besarnya keanggotaan relatif yang diberikan pada variabel masukan akan diberikan juga pada variabel keluaran, sebagaimana ditentukan oleh aturan yang diberlakukan. Untuk temperatur_ruangan = 70° , variabel kelu-aran memberikan nilai yang berkorespondensi dengan nilai masukan seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.
Variabel Masukan | Aturan | Variabel Keluaran |
temperatur_ruangan (HANGAT) = 0.37 | Jika temperatur_ruangan = HANGAT maka atur kecepatan_kipas pada posisi SEDANG | kecepatan_kipas (SEDANG) = 0.37 |
temperatur_ruangan (PANAS) = 0.17 | Jika temperatur_ruangan = PANAS maka atur kecepatan_kipas pada posisi CEPAT | kecepatan_kipas (CEPAT) = 0.17 |
Seperti ditunjukkan pada gambar 4, nilai keluaran nyata digambarkan oleh perpotongan garis lurus horisontal yang ditarik dari nilai faktor pembobotan pada sumbu vertikal dengan garis bidang fungsi kenggotaan terkait. Dari titik perpotongan tersebut ditarik garis lurus vertikal memotong sumbu horisontal untuk menentukan nilai keluaran tegas.
Salah satu metode penegasan yang bisa digunakan pada kendali logika kabur adalah metode maksimum. Pada metode ini, bila lebih dari satu aturan yang berlaku, fungsi kenaggotaan relatif terbesarlah yang diambil untuk menentukan nilai keluaran. Pada contoh di atas, temperatur_ruangan = 70° F menghasilkan dua nilai kece-patan_kipas yakni kecepatan_kipas = 0.37 dan kecepatan_kipas = 0.17. Metode penegasan maksimum mengambil satu nilai dengan memilih aturan yang memiliki nilai keangotaan relatif terbesar dalam fungsi keanggotaan keluaran. Dalam contoh ini, aturan berikut dipilih karena memiliki nilai keanggotaan tertinggi untuk kecepatan_kipas.
Nilai 0.37 pada sumbu vertikal memotong fungsi ke-anggotaan SEDANG pada dua titik –- satu pada garis kemi-ringan positif (pada 375 rpm) dan satu pada garis kemiringan negatif (pada 710 rpm). Dua titik tersebut menunjukkan dua kemungkinan penyelesaian.
Cara lain untuk menentukan nilai keluaran tegas adalah dengan metode
penghitungan titik pusat. Pada metode ini, nilai rata-rata terbobot dari
semua aturan yang aktif (berlaku) menentukan nilai keluaran, dengan cara
menjumlah dan merata-rata seluruh variabel keluaran pada masing-masing
keanggotaan relatif. Meskipun metode ini merupakan metode yang padat-komputasi
(computasionally intensive), tetapi dapat menghasilkan satu nilai
keluaran tertentu berdasar pada keanggotaan relatif dari semua aturan yang
berlaku. Metode ini juga menghilangkan kemungkinan adanya solusi ganda
yang bisa terjadi bila digunakan metode penegasan maksimum.