Ledakan permintaan untuk komunikasi nirkabel di Asia-Pasifik akhir-akhir ini merupakan langkah unik bagi perkembangan teknologi di suatu kawasan. Tidak seperti di negara-negara barat, dimana penggunaan nirkabel hanya sebagai tambahan pelayanan bagi telpon konvensional yang infrastrukturnya telah terbangun sejak 100 tahun yang lalu, Asia memanfaatkan komunikasi nirkabel sebagai dasar untuk pelayanan komunikasi universal yang penting sekali untuk pengembangan ekonomi di masa depan.
Tekanan yang kuat yang ditandai dengan permintaan layanan telpon lebih dari 3 juta orang mengandung arti bahwa layanan Asia harus melampaui yang mampu disajikan oleh sistem fixed-line. Jaringan saluran untuk jarak jauh agak mahal dan lambat pelaksanaannya, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Filipina, yang banyak pulaunya atau di Cina yang daerah daratannya sangat luas.
Sistem sellular CDMA komersial di luar Amerika Serikat pertama kali
diluncurkan di Hong Kong pada bulan September 1995, oleh Hutchison Telecom.
Jaringan ini sekarang mempunyai kira-kira 190 cell sites dan langganannya
hampir mencapai 150.000. Pengaruh yang lebih besar dibuat ketika Korea
Selatan, yang secara nyata menggunakan CDMA sebagai standar nasional, memulai
pengoperasiannya pada bulan Januari 1996, dan berkembang sangat cepat,
sekarang ini telah mencapai 5 jaringan.
Negara | 1992 | 1993 | 1994 | 1995 | 1996 | 1997 | 1998 | 1999 | 2000 | 2001 | CAGR 96-01 |
Cina
Hong Kong Indonesia India Korea Malasia Philipina Singapura Taiwan Thailand Vietnam |
144
475 0 0 249 0 0 0 586 0 0 |
437
479 20 0 396 258 45 109 698 202 3 |
989
544 46 0 726 411 77 127 793 334 11 |
1.546
704 105 0 1.206 655 152 164 1.011 513 27 |
2.410
909 242 97 1.959 892 276 206 1.171 676 56 |
3.983
1.301 508 227 2.754 1.101 410 276 722 752 96 |
5.821
1.542 824 500 3.791 1.172 556 369 1.013 808 147 |
6.851
1.780 1.144 887 4.511 1.353 688 429 1.476 879 202 |
7.909
1.932 1477 1428 5173 1483 799 482 2038 938 248 |
8.487
1998 1791 2143 5766 1587 902 524 2581 977 286 |
28.6%
17.0% 49.3% 85.9% 24.1% 12.2% 26.7% 20.6% 17.1% 7.7% 38.5% |
Cina diharapkan memasuki pasar sellular terbesar di dunia pada awal tahun 2000. Beberapa teknologi telpon nirkabel telah digunakan, tetapi belakangan pada pengembangannya teknologi CDMA berada di garis depan. Uji coba sellular CDMA sedang berlangsung di Guangzhou dengan 20.000 pengguna, dan di Beijing untuk 45.000 pengguna. Uji coba lapangan juga tengah berlangsung di Shanghai dengan 50.000 pengguna, dan di Xi'an bagi 12.000 pengguna. Rencana Cina meliputi penggunaan CDMA untuk mendukung keberadaan jaringan AMPS yang telah ada di 20 kota sepanjang pesisir pantai barat.
Di Jepang, jaringan CDMA akan dimulai pengoperasiannya pada kuartal ke 2 tahun 1998, dioperasikan oleh IDO di Tokyo dan DDI di Osaka. NTT DoCoMo juga memanfaatkan teknologi CDMA, untuk pelayanan-pelayanan telekomunikasi generasi berikutnya.
Di Korea Selatan, SK Telecom saat ini mempunyai 3 juta pelanggan, dan Shinsegi Telecom pelanggannya kira-kira mencapai 1,1 juta. Sebagai tambahan 3 operator PCS dengan cepat meraih 1,2 juta pelanggan sejak mereka memasarkan sistem 1700 Mhznya pada bulan Oktober 1997.
Di Filipina, Ex Telecom mengubah jaringan N-AMPS yang ada di Manila ke CDMA 800 MHz, sementara PilTel meluncurkan CDMA di Manila dan Cebu, dimana jaringan juga akan memberikan pelayanan telpon tetap nirkabel di pulau-pulau yang ada disekitarnya.
Penguasa telekomunikasi di Thailand menyebarkan sebuah jaringan CDMA 800 MHz pada awalnya dengan 69 'cell sites' melayani 150.000 pelanggan, mencakup Bangkok dan sekitarnya. Di Indonesia, PT Komselindo memperkenalkan jaringan 800 MHz untuk melayani Jakarta, Bandung, Menado, Ujung Pandang, Medan dan Banda Aceh.
Walaupun GSM unggul lebih awal dalam penyediaan sistem jelajah (roaming), CDMA juga mempunyai spesifikasi teknologi roaming, termasuk standar IS4IC untuk mengidentifikasi pelanggan bergerak/mobile internasional, termasuk mengidentifikasi pelanggan sementara. Bagi masyarakat bisnis di banyak negara Asia, tersedianya sistem roaming standar Amerika adalah sangat penting, dan itu diartikan bahwa sekarang ini secara umum Amerika Serikat lebih suka menggunakan CDMA dari pada GSM.
Dalam jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM akan dibandingkan berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan infrastruktur dan harga pesawat telponnya (handsets), untuk menentukan biaya yang dikeluarkan perbulannya. Pada awalnya GSM lebih unggul dari segi ekonomi, tetapi sekarang CDMA telah mampu menyainginya.
Pada akhir dasawarsa 1980 an, pemerintah Korea mendorong industri telekomunikasi dalam negerinya untuk menggunakan teknologi digital tunggal menggantikan keberadaan sistem analog. Pusat riset dan pengembangan nasional, ETRI, bersama-sama dengan perusahaan telekomunikasi dalam negeri yang unggul menyadari bahwa pabrik-pabrik di luar negeri menekuni teknologi GSM, yang teknologinya relatif lebih maju. Sementara teknologi CDMA yang merupakan teknologi baru, memulai fase pengembangan komersialnya.
Bulan Januari 1991, handset CDMA pertama telah dikirim ke operator jaringan lokal, STI. Sejak itu, jumlah pelanggan meningkat lebih dari 4 juta. Dengan pengalaman ini, Korea Selatan juga telah menjadi pemasok untuk pasar-pasar luar negeri lainnya, melayani seluruh komponen-komponen utamanya meliputi mobile switching center, sistem-sistem penerima di base station, dan peralatan home location registers, ke operator-operator luar negeri di Rusia dan Cina.
Artikel lanjutan : Sistem Komunikasi Broadband CDMA di Asia....