ENERGI |
ELEKTRO INDONESIA
Nomor 2, Tahun I, Januari 1994
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
[ Daftar Isi ] [ Nomor 1 ] [ Nomor 3 ] [ Nomor 4 ] [ Nomor 5 ] [ Nomor 6 ] [ Nomor 7 ] [ Nomor 8 ] |
Sumber Daya Nasional dan Peran Swasta dalam Pembangkit
Listrik Thermal
Kebutuhan Listrik NasionalDalam rangka mengantisipasi pertumbuhan listrik yang diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 6.2%, maka sampai dengan tahun 2002/2003 telah dipersiapkan perkiraan perkembangan kebutuhan listrik Nasional sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel-1. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tabel-1 Prakiraan Kebutuhan Listrik Nasional
Untuk memenuhi kerkiraan kebutuhan listrik tersebut telah dibuat Prakiraan
Pembangunan Pembangkitan sampai dengan Tahun 2002/2003 seperti dituangkan
pada Tabel-2 dan Tabel-3.
Terlihat peranan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal sangat dominan sebesar 73%. Untuk pembangunan seluruh rencana kapasits terpasang tersebut maka selain PLN, juga telah diminta pada pihak swasata untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan Pembangkit Listrik. Sumber Daya NasionalSumber Daya Energi
Sumber Daya Manusia
Secara bertahap kemampuan tenaga nasional telah diberi peluang untuk ditingkatkan dengan mengikutsertakan mereka secara aktif di dalam proyek yang pendanaannya berasal dari Pemerintah dalam bentuk APBN dan APLN. Untuk mencapai kemandirian dalam melaksanakan enjiniring proyek, telah mulai ditetapkan perusahaan konsultan nasional sebagai leading company dengan bantuan perusahaan asing, dengan tenaga ahli luar negeri sebagai penunjang. Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan memperbesar peranan enjinir nasional untuk semua proyek-proyek thermal sehingga secara bertahap porsi tenaga ahli luar negeri akan berkurang dan akhirnya tenaga ahli nasional menjadi "Lead Engineer". Khusus dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal yang dilaksanalan oleh perusahaan swasta keterlibatan Sumber Daya Manusia Nasional di bidang design dan enjiniring masih sangat kecil. Untuk ini perlu dipikirkan suatu kebijaksanaan untuk melibatkan perusahaan nasional dengan tenaga ahli nasional dalam setiap Proyek Listrik Swasta. Namun di pihak lain, penyediaan tenaga-tenaga enjinir nasional yang cukup dan berkualitas masih sangat terbatas. Perlu langkah-langkah yang pasti untuk peningkatan jumlah dan kualitasnya. Dalam hal enjiniring bidang manufacturing dan konstruksi dialami pula hal sama. Pabrik/Manufacturing
Data monitoring penggunaan komponen lokal dalam pembanguna proyek-proyek thermal sampai saat ini menunjukkan presentasi yang masih kecil (rata-rata 20%). Ini berarti untuk masa-masa mendatang penggunaan kemampuan lokal masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan kwantitasnya (enjiniring/manufacturing). Untuk proyek-proyek Pembangkit Listrik Tenaga Thermal yang dikelola oleh perusahaan swasta disarankan juga untuk menggunakan produksi nasional sebesar-besarnya. Konstruksi
Peningkatan ini akan terlaksana bila keterlibatan tenaga nasional secara berkesinambungan pada proyek-proyek thermal dapat direalisir termasuk juga proyek-proyek yang dikelola oleh swasta. Dengan demikian secara bertahap porsi tenaga asing akan berkurang. Namun pula perlu dipersiapkan penambahan tenaga-tenaga terampil seperti pemasang (erector), pengelas (welder) dan lain-lain. Demikian pula tenaga-tenaga operatornya. Sumber Dana
Dengan perubahan bentuk badan ussaha PLN dari Perusahaan Umum menjadi Persero, maka kesempatan bagi PLN untuk melibaatkan peranan modal masyarakat menjadi makin besar dalam bentuk pemilikan saham-saham dalam anak-anak perusahaan yang akan dibentuk. Di samping itu, PLN bersama perusahaan swasta nasional dapat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Thermal. Hal ini akan memudahkan pemakaian dan penggunaan kemampuan nasiional mulai dari enjiniring, manufaacaturing dan konstruksi sebesar-besarnya. Peran Listrik SwastaDalam menyongsong era PJPT II, untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional yang telah direncanakan PLN, pembangunan beberapa proyek Pembangkit Listrik Tenaga Thermal diberikan kepada pihak perusahaan swasta dengan perjanjian jual beli listrik antara PLN dengan pihak swasta.Dari sudut pengadaan listrik, keputusan ini sudah tepat sekali, namun perlu diperhatikan keterlibatan Sumber Daya Manusia Nasional dan komponen lokal yang dapat dirasakan masih minim sekali. Dalam hal ini diperlukan suatu kebijaksanaan sehingga dalam peran yang demikian besar kepada pihak swasta akan diperoleh dampak yang positip terhadap pemanfaatan Sumber Daya Nasional. q Sumber : Kutipan makalah Dirut PLN pada Seminar Sehari yang diselenggarakan oleh BPIS dan Koperasi Dharma Profesi, 3 September 1994. Artikel lain :
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||