Nomor 24, Tahun V, Januari 1999
|
||||
INSTRUMENTASI
|
Aplikasi Teknologi Optik Nonlinier (ONL) |
|||
Home
Halaman Muka Sajian Utama Komputer Komunikasi Energi Elektronika |
PendahuluanPengolahan data dengan kecepatan tinggi merupakan esensi dari teknologi komputer dan telekomunikasi. Diperkirakan bahwa sepuluh tahun yang akan datang, kantor-kantor Telkom bagian switching akan mengoperasikan 104 channel yang menghasilkan laju bit 1012 bit/second. Saat ini, dengan elektronik switching dapat ditangani 1010 bit/s. Artinya, diperlukan switching yang berkecepatan ratusan kali lebih besar daripada elektronik switching.Untuk itu, alternatif satu-satunya yang saat ini memberi harapan adalah teknologi fotonik. Teknologi ini mengandalkan material yang memiliki sifat optik nonlinier, yakni kebergantungan indeks bias material terhadap intensitas cahaya. Sifat ini merupakan dasar bagi all-optical switching ataupun computing. Implementasi pengolahan sinyal dengan all-optical device hingga saat ini berlangsung agak lambat karena belum ditemukannya material-material yang diperlukan bagi devais tersebut. |
|||
Konsep DevaisGambar 1. Devais Optik Non-linierOptik Nonlinier adalah ilmu pengetahuan modern terbaru yang berhubungan dengan fenomena fisika yang terjadi akibat medan yang ditimbulkan oleh laser. Teknologi ini dinamakan teknologi fotonik sebagai pengganti teknologi elektronik untuk memperoleh, menyimpan, menyiapkan, mengirim dan memproses informasi. Konsep komputer optik, proses sinyal optik dan image analisis sedang dikembangkan dengan menggunakan proses optik nonlinier sebagai konversi frekuensi, modulasi cahaya, optical switching, optical logic, penyimpan memori optik, dan optical limiter function. Untuk beberapa aplikasi second harmonic generation(SHG), image analisis, high density data storage, elektrooptik spatial light modulation dapat direalisasikan dalam waktu dekat. Sedangkan untuk third harmonic generation(THG), all-optical switching, sangat berguna bagi optical informasi prosessing dan aplikasi dalam telekomunikasi di masa depan. Keuntungan terbesar dalam menggunakan all-optical proses adalah penguatan kecepatan yang mencapai subpicosecond. Secara garis besar device optik non linier dapat dilihat dalam tabel di atas. Beberapa Aplikasi Optik Nonlinier
P = c (1) Ew cos w t + ¼ c (2) Ew 2 [cos 2w t + 1] (1) Terlihat bahwa sebagai efek dari suseptibilitas order-2, polarisasi mengandung bagian dc dan bagian berosilasi dengan frekuensi 2w di samping bagian yang berfrekuensi w . Bagian yang berosilasi dengan frekuensi 2w akan menginduksikan cahaya berfrekuensi sama. Ini yang disebut second harmonic generatin (SHG). Jika material dikenai sekaligus oleh medan listrik dc dan berosilasi dengan : E = Edc + Ew cos w t (2) Maka suseptibilitas order-2 memberikan sumbangan terhadap suseptibilitas linier yakni : c (1) + c (2) Edc (3) sehingga indek biasnya bergantung pada medan Edc . Hal ini yang disebut dengan efek elektrooptik atau Pockel yang memberi peluang terhadap proses modulasi cahaya. Prinsip modulasi dilukiskan dalam gambar 2 di bawah ini : Selanjutnya andaikan dua berkas cahaya masing-masing Es cos w st dan Ep cos w pt dengan w p > w s , menyinari material. Secara serentak, kedua medan itu akan menimbulkan polarisasi yang berkaitan dengan order-2 yakni : ½ c (2) Ep Es cos (w p - w s) t (4) maka yang selanjutnya menginduksikan medan listrik di dalam material : EI µ c (2) Ep Es cos w I t (5) Dimana w I = w p - w s Sehingga mengakibatkan medan ini bersama medan Ep cos w p t akan menginduksikan polarisasi µ c (2) Ip Es cos w st dengan Ip adalah intensitas cahaya Ep. Polarisasi ini selanjutnya menginduksikan medan : Eo µ c (2) Ip Es cos w st (6) Jadi, cahaya Es cos w st akan dilewatkan melalui material dengan suatu faktor penguatan yang bergantung pada suseptibilitas order-2 material dan intensitas Ip dari medan Ep cos w pt. Hal ini dapat diperlihatkan dalam gambar 3
1/6 c (3) Ew 3 [3/4 cos w t + ¼ cos 3w t] (7) Maka suku kedua dari polarisasi itu akan menginduksikan medan berfrekuensi 3 kali. Peristiwa ini disebut third harmonic generatin(THG). Suku pertama bersifat linier, dan itu memberi sumbangan terhadap suseptibilitas linier : c (1) + 1/8 c (3) Ew 2 (8) Jika no adalah indeks bias sebelumnya, maka dalam keadaan dilalui cahaya berintensitas I (µ Ew 2) indeks itu bergeser menjadi : n = no + n2I (9) dengan n2 merupakan parameter yang bergantung pada c (3) dari material. Indeks bias yang bergantung intensitas cahaya tersebut merupakan dasar bagi rekayasa devais untuk switching. Dalam gambar di bawah ini diperlihatkan skema devaisnya. ½ c (3) Ew Edc2 cos w t (10) Dengan demikian, suseptibilitas linier berubah menjadi : c (1) + ½ c (3) Ew 2 (11) sehingga indeks bias bergantung pada Edc2. Peristiwa ini dikenal sebagai efek elektrooptik kuadratik atau efek Kerr. Disamping sebagai modulator, efek ini merupakan dasar bagi optical shutter atau switching dan directional coupler. Seperti diperlihatkan dalam gambar 5 dibawah ini : Material Optik NonlinierHal lain yang lebih sulit diatasi adalah bahwa kristal-kristal itu dalam optical switching masih terlalu lambat. Keterbatasan-keterbatasan ini memaksa orang untuk mencari material baru yang tepat dalam aplikasinya. Material-material organik merupakan kandidat bagi optik nonlinier karena beberapa alasan :
Setianto, S.Si adalah mahasiswa S-2 Instrumentasi dan Kontrol ITB Bandung |
||||