Nomor 24, Tahun V, Januari 1999
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
ENERGI
|
Model Perencanaan Pembangkitan dengan Optimisasi Sekuensial yang Disederhanakan |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Home
Halaman Muka Sajian Utama Komputer Komunikasi Elektronika Instrumentasi |
Abstract
Generation expansion planning is a planning activity to determine the most economic generation type with highest reliability to meet capacity addition requirement based on long term load forecasting. The best generation expansion planning should be able to choose a generation type which meets the cost, reliability, financial and environment constraints. The availability of several energy sources and a lot of uncertainity factor such as load growth and fuel price will cause the generation expansion planning activity become more complicated and take a long time. Although a lot of techniques and software have been developed in this field, however it is realized that the knowledge and experience of the planner is still important. In this paper we introduce a simplified method for generation expansion planning which is faster and gives an almost optimum result. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PendahuluanPerencanaan pembangkitan adalah suatu proses kegiatan perencanaan yang rumit yang bertujuan untuk mencari dan memilih suatu rencana yang optimal diantara beberapa alternatif rencana yang tersedia. Rencana yang optimal tersebut harus memenuhi total biaya pembangkitan yang minimum dengan batasan keandalan, lingkungan dan ketersediaan pendanaan. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan ketidakpastian yang ada dalam perencanaan pembangkitan, seperti :
Sudah banyak teknik dikembangkan untuk menunjang kegiatan perencanaan pembangkitan ini, seperti penggunaan model matematis untuk memformulasikan permasalahan dalam perencanaan, yang meliputi antara lain : model linier programming, dynamic programming serta model optimisasi. Berdasarkan teknik-teknik tersebut juga sudah banyak program komputer yang ditulis seperti WASP, ZOPPLAN dan lain-lain. Tentunya dengan menggunakan program komputer tersebut, pekerjaan perencanaan pembangkitan menjadi semakin mudah. Akan tetapi semakin rumitnya permasalahan, semakin benyaknya faktor ketidakpastian serta semakin banyaknya kendala yang harus dihadapi, semakin banyak pula pilihan rencana yang harus dipertimbangkan. Sehingga dengan strategi pencarian (untuk memilih rencana yang optimal) saja ternyata tidak cukup untuk menyelesaikan permasalahan perencanaan pembangkitan yang sebenarnya. Secara umum diakui bahwa selain menggunakan program komputer tersebut, faktor pengalaman / pengetahuan para perencana masih memegang peranan yang penting dalam pekerjaan ini. Pengalaman perencana didapat dari kemampuannya untuk menganalisa tingkah laku dan karakteristik suatu sistem tenaga listrik dan dapat membuat keputusan yang lebih tepat. Teknik dinamik programing merupakan teknik yang paling banyak digunakan karena memberikan hasil yang mendekati optimal. Akan tetapi teknik ini membutuhkan waktu proses yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang mendekati optimal tersebut. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas teknik untuk menyelesaikan masalah dalam perencanaan pembangkitan dengan menggunakan optimisasi sekuensial yang disederhanakan, sehingga selain waktu prosesnya lebih cepat, akan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda dengan teknik dinamik programing. Teknik Pohon Keputusan dalam Perencanaan PembangkitanLingkup dari kegiatan perencanaan pembangkitan mencakup tiga kelompok variabel , yaitu : variabel keputusan, variabel acak dan variabel atribut. Variabel keputusan adalah kelompok variabel yang dapat dikendalikan oleh perencana, seperti keputusan untuk membangun pusat pembangkit listrik yang baru, menambah kapasitas yang sudah ada atau tidak mengoperasikan lagi suatu unit pembangkit. Variabel acak adalah variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh perencana karena adanya faktor ketidakpastian, seperti pertumbuhan beban, harga dan ketersediaan bahan bakar, biaya modal untuk suatu pembangkit baru, tingkat bunga dan lain-lain. Variabel atribut adalah kelompok variabel yang menyatakan tingkat kelayakan dan ketepatan suatu rencana, seperti variabel biaya, variabel dampak lingkungan, variabel pemakaian bahan bakar dan variabel keandalan.Semua variabel keputusan dalam perencanaan pembangkitan dapat dimodelkan dalam suatu pohon keputusan, yang menggambarkan beberapa keputusan yang tersedia setiap tahun yang selanjutnya untuk dipilih urutan keputusan yang harus dibuat selama jangka waktu perencanaan. Suatu pohon keputusan adalah suatu graph atau tree yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Metode Perencanaan Pembangkitan dengan Optimisasi Sekuensial yang DisederhanakanDalam metode ini yang dipakai sebagai variabel keputusan adalah jenis-jenis alternatif pilihan pembangkit baru dan maksimum jumlahnya pertahun yang diperbolehkan untuk dibangun. Setiap alternatif dinyatakan sebagai satu simpul. Jumlah simpul setiap tahun adalah sama dengan jumlah alternatif ditambah satu ( yaitu alternatif tidak menambah pembangkit baru ).Pada setiap tahun, pemilihan alternatif menggunakan Lifecycle Benefit/ Cost ratio sehingga untuk setiap penambahan alternatif pembangkit baru dihitung Lifecycle Cost dan Lifecycle Benefit nya sebagai berikut :
Prosentase disbursment biaya konstruksi pada tahun – j = p(j) Eskalasi / tahun dari biaya konstruksi = esc Discount rate = dsc Jangka waktu konstruksi = n
Production cost dengan adanya alternatif baru pada tahun – j = P1(j) Umur ekonomis dari alternatif baru tersebut = m
dan
Alternatif yang dipilih pada tahun tersebut adalah alternatif dengan B/C Ratio paling tinggi. Dimana untuk alternatif tidak menambah pembangkit baru memiliki B/C Ratio = 1.0 Data pendukung yang dibutuhkan antara lain :
Contoh Kasus Perencanaan PembangkitanSuatu sistem tenaga listrik terinterkoneksi memiliki daya terpasang pada tahun 1997 sebesar 10.386 MW dengan realisasi beban puncak dan produksi pada tahun tersebut adalah 8.110 MW dan 50.409 GWh. Kurva beban harian dari sistem tersebut dapat dilihat pada Gambar 3, sedangkan komposisi jenis pembangkit pada sistem tersebut seperti terlihat pada Tabel 1 berikut.Tabel 1. Komposisi pembangkit existing
Proyeksi pertumbuhan beban dan energi untuk 10 tahun ke depan ( 1998 – 2007 ) untuk tiga skenario Rendah, Menengah dan Tinggi adalah seperti terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Skenario Pertumbuhan beban dan energi
Sedangkan alternatif unit pembangkit baru untuk mengisi kebutuhan tambahan kapasitas 10 tahun ke depan adalah seperti terlihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Alternatif pembangkit baru
Dengan batasan reserve margin 25 % - 30 % dan komposisi prosentase beban peak, intermediate dan base adalah 20 %, 30 % dan 50 %, maka dari hasil simulasi, alternatif pembangkit baru yang terpilih untuk memenuhi kebutuhan tambahan kapasitas pada tahun 1998 sampai dengan 2007 adalah seperti pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Tambahan pembangkit baru
A = PLTU Batubara 600 MW B = PLTU Batubara 400 MW C = PLTGU Gas 500 MW D = PLTG HSD 130 MW Dalam model perencanaan pembangkitan yang lain, umumnya untuk menseleksi tambahan pembangkit baru digunakan kriteria LOLP (Loss Of Load Probability). Sebagai contoh ditentukan LOLP sistem sebesar 1 hari /tahun. Sedangkan pada metode optimisasi sekuensial, kriteria tersebut merupakan keluaran dari program, yaitu dalam bentuk LOLH (Loss Of Load Hours). Dari hasil simulasi tersebut diperoleh LOLH setiap tahun < 24 jam dengan kata lain LOLP < 1 hari/ tahun. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Subdit. Perencanaan & Pengembangan , PT. PLN PJB II |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Artikel lain: |