ELEKTRO INDONESIA Edisi ke Lima, Desember 1996Sambungan dari Polutan Radioaktif dari Batubara
Pada saat batubara dibakar terjadilah pembelahan (cracking) molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dan pada saat inilah unsur radioaktif yang terjebak di dalam batubara selama berjuta-juta tahun akan ke luar bersama-sama dengan hasil emisi batubara lainnya. Unsur radioaktif yang ke luar dari cracking batubara sangat banyak dan ini tergantung pada jenis dan asal tempat penambangan batubara. Hasil penelitian terakhir menyebutkan bahwa unsur radioaktif yang ke luar sebagai polutan pencemar udara lingkungan sekitar 36 macam unsur radioaktif. Dari sekian banyak polutan radioaktif yang ke luar dari batubara yang paling dominan adalah unsur radioaktif yang tampak pada Tabel 3.
No. | Nama Polutan | Lambang | Jenis Radiasi | Waktu Paro |
1 2 3 4 5 6 7 |
Timbal-210 Plonium-210 Protactinium-231 Radium-226 Thorium-232 Uranium-238 Karbon-14 |
82Pb210 84Po 210 91Pa 231 88Ra 226 90Th 232 92U 238 6C 14 |
Radiasi Beta Radiasi Alpha Radiasi Alpha Radiasi Alpha Radiasi Alpha Radiasi Alpha Radiasi Beta |
19,4 tahun 138,3 hari 3,43 x 104 tahun 1620 tahun 1,39 x 1010 tahun 4,5 x 109 tahun 5730 tahun |
Polutan radioaktif nomor urut 1 sampai dengan 6 termasuk ke dalam golongan logam berat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mengikuti lever route yang berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Perlu kiranya diketahui bahwa dari segi paparan radiasi, radiasi Beta yang ke luar dari Timbal-210 merupakan bahaya radiasi eksterna dan interna terhadap tubuh manusia, sedangkan radiasi Alpha yang ke luar dari Polonium-210 sampai dengan Uranium-238 merupakan bahaya radiasi interna terhadap tubuh manusia. Bahaya radiasi eksterna artinya unsur radioaktif tersebut walaupun berada di luar tubuh manusia tetap dapat merupakan sumber bahaya radiasi, apalagi kalau sampai masuk ke dalam tubuh manusia. Sedangkan bahaya radiasi interna artinya unsur radioaktif tersebut tidak berbahaya kalau hanya berada di luar tubuh manusia karena daya tembusnya (jangkauannya) yang sangat pendek, akan tetapi menjadi berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia. Apabila dilihat dari segi daya racunnya atau radiotoksisitasnya, maka polutan radioaktif nomor 1 sampai degan nomor 4 pada Tabel 3 tersebut di atas termasuk kelompok radiotoksisitas sangat tinggi, sedangkan polutan radioaktif Thorium-232 dan Uranium-238 termasuk kelompok radiotoksisitas rendah. Walaupun Thorium-232 dan Uranium-238 termasuk kelompok radiotoksisitas rendah, namun kedua unsur radioaktif tersebut adalah induk radioaktivitas alam yang dapat menurunkan (meluruh/beranak-cucu) sampai banyak. Thorium-232 akan menurunkan 11 unsur radioaktif alam dan satu unsur stabil yaitu Timbal-208, sedangkan Uranium-238 akan menurunkan 17 unsur radioaktif alam dan satu unsur stabil yaitu Timbal-206. Sedangkan Karbon-14 yang ke luar dari batubara dapat berupa abu karbon (fly ash) atau dalam bentuk gas CO2 dan senyawa hidrokarbon lainnya, akan tetapi atom karbonnya adalah Karbon-14 yang radioaktif. Karbon-14 termasuk kelompok radiotoksisitas sedang.
Mengingat akan hal tersebut di atas, maka pemakaian batubara sebagai salah satu diversifikasi energi alternatif untuk sumber energi pembangkit tenaga listrik, hendaknya diikuti pula dengan usaha menambah alat penangkap (filter) polutan radioaktif yang ke luar dari hasil pembakaran batubara. Proyek “coal clean combustion” tidaklah hanya untuk mengurangi pencemaran lingkungan berupa gas-gas yang menyebabkan timbulnya hujan asam dan efek rumah kaca serta partikel-partikel pencemar udara saja, akan tetapi lebih jauh lagi harus sudah mulai memikirkan masalah polutan radioaktif yang ke luar dari hasil pembakaran batubara.
Wisnu Arya Wardhana, adalah Widyaiswara BATAN, peneliti dan pengamat masalah lingkungan, tinggal di Yogyakarta.