ELEKTRO INDONESIA Edisi ke Sembilan, Oktober 1997
Dalam dunia telekomunikasi, sudah menjadi pembicaraan secara internasional pentingnya GII atau Global Information Infrastructure, yaitu suatu jaringan pita lebar yang akan memungkinkan dipertukarkannya informasi dalam jumlah yang amat besar antar bangsa. Kita tahu semua bahwa seluruh bangsa terutama dari negara - negara industri berlomba ke arah tersebut. Indonesia, dalam hal ini Deparpostel telah pula memprakarsai ide yang sama dengan mengembangkan Nusantara-21, yang kini dalam taraf pendefinisian serta taraf perencanaan implementasi. Suatu ide yang telah menarik perhatian berbagai pemain dalam bidang telekomunikasi dan bidang informasi di tanah air. Mungkin patut pula disimak perkembangan akhir-akhir ini di bidang teknologi Wireless dan persatelitan. Pertumbuhan menggembirakan dari cellular dan WLL akan terus diupayakan sehingga pada akhir tahun 2000 akan diperoleh sekitar 2 juta sst. Perkembangan jasa telekomunikasi satelit juga akan segera dapat dirasakan dalam jumlah yang besar, dan terutama untuk dapat menjangkau pelanggan di daerah pedesaan. Di daerah perkotaan juga akan dapat memanfaatkan kehadiran satelit untuk memenuhi kebutuhan komunikasi data dalam kecepatan tinggi dan multimedia. Hal semacam ini, secara langsung atau tidak, merupakan tantangan bagi segenap anggota PII BKE untuk ikut berpartisipasi secara aktif dan antisipatif dalam kancah tersebut. Karenanya merupakan tantangan bagi kita semua agar profesionalisme rekan-rekan anggota PII pada umumnya, dan elektro pada khususnya semakin ditingkatkan.
Sejalan dengan hal tersebut, BKE sudah jelas tidak ada pilihan lain kecuali meneruskan program sertifikasi insinyur profesional, seperti yang telah dirintis oleh Pengurus yang lama. Kita harus dapat mentargetkan agar, minimal, anggota PII Elektro yang ada di BUMN-BUMN besar dapat segera mengubah statusnya menjadi IP, kemudian disusul oleh anggota PII yang ada di kalangan swasta dan perguruan tinggi. Tetapi yang tak akan kalah pentingnya ialah bagaimana caranya kita dapat memasarkan ide tentang konsep insinyur profesional tersebut kepada diri setiap insan Insinyur, maupun kepada masyarakat, sehingga gelar IP, IPM ataupun IPU akan dirasakan sebagai kebutuhan.
Rintisan pengurus yang terdahulu dalam mengembangkan ide small companies, atau lazim disebut inkubator, perlu diteruskan dan dikembangkan. Kiranya hal ini akan menjadi homework kita semua di masa yang akan datang, terutama dalam rangka pembinaan profesi dan pembinaan bisnis. Yayasan Pengembangan Teknologi Elektro, atau YPTE, sebagai jembatan BKE dengan dunia nyata, harus dapat diberikan homework untuk melaksanakan usaha-usaha bisnis teknologi elektro namun dalam konteks pembinaan ketrampilan kewirausahaan (enterpreneurship). YPTE akan harus kerjasama secara erat dengan bidang-bidang yang ada, untuk dapat berperan sebagai tangan atau implementator atas software dan ideas dari Bidang-bidang tersebut.
Yang masih harus ditingkatkan ialah produk-produk dan karya inovatif dari rekan-rekan insinyur. Nampaknya harus ada semacam BKE-Letters, suatu bullettin yang akan menampung ide-ide inovasi para rekan, yang dapat disirkulasikan kepada setiap anggota, dan untuk ditampung oleh Yayasan untuk implementasi industri dan bisnis selanjutnya.
Bidang pendidikan ke-elektroan, adalah teramat luas untuk dibicarakan satu persatu. Namun pendidikan dalam Teknologi Informasi nampaknya akan menempati posisi yang penting, strategis, dan pasarnya luas. Hal ini harus dapat dimanfaatkan oleh kita semua, untuk berpartisipasi meraih peluang tersebut. Pendidikan tentang rekayasa dengan mikroprosesor bagi masyarakat, misalnya, bisa berdampak kepada ke-inovasian masyarakat. Keterlibatan BKE dalam internet selama ini merupakan hal yang sangat positif , dan wajib dikembangkan di masa mendatang. Demikian pula halnya dengan majalah Elektro, harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan baik secara isi, jumlah exemplar, serta iklannya. Komunikasi tentang Home Grown Product harus dapat menjadi wahana pengembangan majalah ini.
Sebagai salah satu potensi intelektual , BKE harus dapat membuat kajian-kajian tentang industri dan bisnis dalam rangka memperkuat posisi RI dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Elektro dalam negeri. Networking yang selama ini sudah dirintis dengan badan-badan lain yang terkait harus ditingkatkan untuk memperkuat posisi BKE.
Kepada rekan-rekan pengurus baru, Pak Andi - panggilan akrab Ir. Andi Siswaka Faisal - mengucapkan selamat atas penugasan yang diberikan dan mengharapkan karya-karya terbaik dan kerjasama yang erat. Pada bagian lain, pak Andi menyampaikan ucapan terima kasih kepada KetuaUmum PII dan segenap jajarannya atas dukungan dan kerjasamanya, dan ucapan terima kasih kepada Pengurus BKE-PII periode 1993-1997 atas segala jerih payah dan karya-karyanya, dan atas perintisan berbagai ide sehingga pengurus baru dapat meneruskan dan mengembangkannya.
Dalam acara yang juga dihadiri oleh Dirut TELKOM dan Dirut INDOSAT itu, Pak Andi mewakili segenap jajaran BKE-PII mengucapkan terima kasih kepada Dirjen Postel , Dirjen Listrik dan Pengembangan Energi, Dirut TELKOM, Dirut PLN dan Dirut INDOSAT serta semua pihak atas dukungan dan kerjasamanya selama ini, dan berharap hubungan baik ini dapat berlanjut di masa-masa mendatang.
Pelantikan pengurus BKE-PII masa bhakti 1997-2002 dilaksanakan tanggal 21 Agustus 1997 yang lalu, oleh Ketua Umum PII bapak Arifin Panigoro. Dilanjutkan penandatanganan kerjasama antara Yayasan Pengembangan Teknologi Elektro (YPTE) dengan PT Infosolusi.