Nomor 32, Tahun VI, Agustus
2000
|
||||
KOMPUTER |
Penentuan Segmentasi yang mendukung Strategi Pemasaran Untuk Transaksi Bisnis di Internet Pada Wilayah Bandung |
|||
Home
Halaman Muka |
Latar BelakangBooming Internet di seluruh kawasan di dunia memberi dampak yang luas bagi perkembangan infrastruktur yang mendukungnya. Pada tahun 1996 di Indonesia tercatat 5.262 host, ini berarti tumbuh sekitar 521% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun pertumbuhan ini masih kecil dibandingkan Malaysia, yaitu pada periode yang sama mencapai 686%. Di Singapura lebih kecil pertumbuhannya, cuma 368% dengan jumlah host yang jauh lebih banyak yaitu 38.376 buah. Tahun 1996 Malaysia memiliki 8.541 host, Hongkong 24.133 host, Jepang 496.427 host, dan Australia 397.460 host. Pertumbuhan sangat pesat terjadi di Cina, tahun 1996 memiliki 11.282 host dengan pertumbuhan 1003%.Era informasi ini akan mendorong berkembangnya teknologi pendukung jalur data seperti: perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi jaringan. Pembangunan jalur data seperti backbone akan melibatkan semua teknologi telekomunikasi yang ada termasuk serat optik, satelit, dan microwave, sementara itu disisi pengguna akan menggunakan serat optik, kabel coaxial, copper dan wireless. Server informasi akan berupa superkomputer, mainframe, minikomputer, mikrokomputer, dan mesin paralel, dengan banyaknya perbedaan client pada end-point jaringan seperti konvensional PC, notebook, palmtop, smart-phone, set-top box, dan TV. Perangkat lunak yang digunakan pada jaringan termasuk sistem operasi, protokol jaringan dan jasa, antarmuka untuk pengguna, basis data, dan sumber data (isi). Dengan dukungan teknologi komputer dan infrastruktur jaringan tersebut, banyak hal yang dapat dilakukan dengan internet misalnya saja berkembangnya transaksi elektronik yang disebut Electronic Commerce. Cara baru dalam pemasaran ini menuntut perusahaan untuk mulai mengadopsinya. Dalam melakukan E-Commerce ini perusahaan-perusahaan lokal akan dituntut untuk berpikir secara lokal dan bertindak secara global. Beberapa keuntungan dibandingkan dengan cara tradisional, yaitu: dapat meminimalkan biaya yang berarti memaksimalkan keuntungan, jangkauan yang tak terbatas dengan akses 24 jam sehari, dan komunikasi yang lebih baik dengan pelanggan. Dengan daya tarik tertentu suatu perusahaan harus bisa menarik pelanggan untuk mengunjungi situsnya. Suatu perencanaan strategi pemasaran yang efisien dan efektif sangat dibutuhkan di sini, yang tentunya berbeda dengan yang dilakukan pada cara konvensional. Perumusan Masalah dan TujuanLebih dari 50.000 perusahaan membuka toko semu menggunakan World Wide Web (WWW). Akibat dari sumber daya yang terbatas seperti lebarnya bandwidth yang membatasi kecepatan akses dan daya tampung dari server yang membatasi isi dan tampilan dari situs web, maka diperlukan efisiensi penggunaan sumber daya tersebut. Keunikan atau kekhususan suatu situs akan memberikan akses yang lebih baik dan ini berarti memfokuskan pasar kepada suatu segmen tertentu.Merancang situs web yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari segmen yang kita tuju adalah salah satu pendukung untuk strategi pemasaran yang efisien dan efektif pada E-Commerce. Telah banyak riset mengenai demografi dari pengguna internet seperti yang dilakukan oleh GVU, tapi demografi bukanlah kriteria yang paling baik. Karakteristik gaya hidup seperti tingkah laku, perilaku dan minat adalah prediksi terbaik dari perilaku pembelian. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
Batasan MasalahPada penelitian ini akan dilakukan penentuan segmentasi bagi pengguna internet personal berdasarkan preferensi, gaya hidup dan tingkah laku yang mempengaruhi bauran pemasaran E-Commerce. Pengguna internet personal ini terdiri dari pengguna internet perorangan dan publik pada wilayah Bandung yang memungkinkan melakukan aktivitas consumer to business (CTB).Pada penelitian ini, Electronic Commerce dapat diartikan sebagai pembelian dan penjualan informasi, produk dan jasa melalui jaringan komputer yang mendukung transaksi bisnis dalam infrastruktur digital. Cakupan penelitian mengenai E-commerce pada tugas akhir ini dibatasi hanya sampai transaksi di internet atau disebut juga Internet Commerce. Landasan TeoriModel media pemasaran untuk E-Commerce adalah berbentuk Hypermedia Computer Mediated Environment (CME). Definisi dari hypermedia CME menurut Hoffman dan Novak (1995) adalah seperti sebuah jaringan terdistribusi dinamik, mempunyai cakupan global, bersama dengan perangkat keras dan lunak yang berhubungan untuk mengakses jaringan, dimana kastemer dan perusahaan dapat: (1) menyediakan dan secara interaktif mengakses isi hypermedia (interaksi mesin), dan (2) mengkomunikasikan melalui medium (interaksi manusia).Geoffrey A. Moore, dalam bukunya "Inside The Tornado" mendeskripsikan TALC (Technology Adoption Life Cycle) yang diterapkan kepada inovasi diskontinu seperti electronic commerce di internet. TALC merepresentasikan secara grafis 6 segmen pada sebuah kurva lonceng. Segmen tersebut terdiri atas inovator, pengadopsi yang cepat (early adopter), mayoritas yang cepat (early majority), mayoritas yang terlambat (late majority), dan orang yang tertinggal (Laggards). Strategi pemasaran E-Commerce dikembangkan dengan melihatnya sebagai suatu bisnis dimana ada dua hal yang penting yaitu: (1) memilih pangsa pasar dimana perusahaan akan beroperasi, dan (2) mengembangkan bauran pemasaran untuk setiap pangsa pasar yang terpilih. Karena E-commerce adalah cara pemasaran yang berbeda dari pemasaran tradisional (terlepas dari jenis perusahaan itu sendiri) maka strategi pemasarannya perlu disesuaikan. Bauran pemasaran yang digunakan adalah bauran pemasaran jasa (Booms dan Bitner,1981) yaitu: produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses. Satu yang tidak digunakan adalah elemen orang, karena ketika kastemer melakukan transaksi di Internet maka interaksi hanya dilakukan lewat komputer dan tidak lewat orang. Hal yang perlu ditambahkan sebagai pengembangannya adalah elemen perubahan dan elemen komunitas dimana merupakan dua di antara elemen bauran pemasaran dari E-Commerce menurut Sarkissian. Dalam konsep, persyaratan untuk segmentasi pasar yang sejati harus jelas: pencarian adalah untuk kelompok pembeli yang: (1) akan berlaku berbeda dari kelompok yang lain, (2) akan merespon kepada suatu bauran pemasaran yang ditujukan padanya. Secara garis besar ada dua metode yang lazim dipakai dalam riset-riset segmentasi pos-hoc dewasa ini, yaitu metode dependensi dan metode interdependensi. Dalam metode dependensi, segmen-segmen dihasilkan karena ada hubungan antara variabel terikat dengan sejumlah variabel bebas. Pada metode interdependensi, segmentasi hanya dibentuk oleh variabel-variabel bebas. Contoh dari metode ini adalah analisis klaster. Analisis klaster adalah teknik multivariat yang tujuan utamanya adalah mengelompokkan objek berdasarkan karakter yang dimiliki. Hasil dari pengklasteran objek ini harus menampilkan homogenitas internal (dalam klaster) yang tinggi dan heterogenitas eksternal (antar klaster) yang tinggi. Algoritma pengklasteran dapat dibagi menjadi dua yaitu: (1) hierarki, dan (2) nonhierarki. Setelah melakukan analisis klaster, interpretasi segmen dapat dilakukan dengan menggunakan analisis diskriminan. Ini ditujukan untuk melihat variabel mana saja yang paling membedakan antar segmen. Model analisis diskriminan melibatkan kombinasi linier dari bentuk berikut ini: D= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + … + bkXk
dimana:
Koefisien (b) merupakan perkiraan sehingga kelompok berbeda sebanyak mungkin pada nilai dari fungsi diskriminan. Statistik chi square ini dibandingkan dengan distribusi chi square dengan tingkat kepercayaan 1 - a dan derajat kebebasan v = (r – 1) (k – 1). Bila didapatkan bahwa c2 > ca, v 2 , maka hipotesa nol (H0) ditolak. Dengan perkataan lain kdua faktor ini saling bergantungan. Metodologi PenelitianMetode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Ini disebabkan survei dapat menyediakan data seperti perilaku, perasaan, kepercayaan, tingkah laku, pengetahuan, kepemilikan, karakteristik personal, serta hal deskriptif lainnya. Survey juga dapat menjelaskan asosiasi. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan skala perilaku. Kuesioner ini akan terdiri dari pertanyaan tertutup dengan jenis dikotomi dan pilihan ganda. Skala untuk mengetahui perilaku responden melibatkan serangkaian pernyataan sikap responden apakah setuju atau tidak setuju terhadap suatu pernyataan. Respon untuk skala ini diberi nilai: setuju = 3, ragu-ragu = 2 dan tidak setuju = 1 untuk setiap pernyataan. Skala ini merupakan skala ordinal.Populasi dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:
Dimana: Untuk jumlah sampel minimum yang diperlukan pada penelitian ini dihitung dengan ketentuan p dan q masing-masing 50%, tingkat ketelitian 90% dan galat (e) = 0.1 sehingga didapat jumlah sampel minimum adalah 42. Pembuatan kuesioner dimulai dengan wawancara dan pretest. Kuesioner terbagi atas 3 bagian yaitu: Karakteristik Umum, Karakteristik Mengenai Perilaku dan Gaya Hidup dan Karakteristik terhadap E-Commerce. Pada bagian karakteristik umum diajukan pertanyaan-pertanyaan deskriptif yang merupakan pengembangan dari variabel demografi, permasalahan teknis, pengalaman berinternet. Pada bagian karakteristik perilaku dan gaya hidup diajukan pernyataan yang merupakan pengembangan dari variabel perilaku dan variabel gaya hidup. Pada bagian karakteristik terhadap E-Commerce diajukan pertanyaan yang merupakan pengembangan variabel-variabel elemen pemasaran dari E-Commerce yaitu: produk, harga, tempat, promosi, bukti fisik, proses, komunitas, dan perubahan. Pada bagian ini juga diajukan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan pengembangan dari variabel posisi daur hidup adopsi teknologi E-Commerce. Sebelum dilakukan pengolahan data dilakukan uji validitas. Pada penelitian ini koefisien validitas akan dicari dengan menggunakan koefisien korelasi product-moment Pearson. Gambar 1 adalah tahapan dari pengolahan data. Pengolahan DataKuesioner yang terkumpul adalah sebanyak 96 buah dan yang valid adalah sebanyak 86 buah. Jumlah ini mencukupi untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.Pengolahan segmentasi dilakukan dengan menggunakan software SPSS 9.01 for Windows, yaitu analisis untuk klasifikasi dengan metoda hierarchical dan metoda K-Means (nonhierarchical). Dari analisis hierarchical didapat perubahan koefisien terbesar terdapat pada jumlah segmen 2 ke jumlah segmen 3. Ini berarti jumlah segmen yang terbaik adalah 3. Dari hasil analisis hierarchical juga didapat pusat klaster awal yang akan digunakan pada analisis K-Means. Setelah mendapatkan jumlah segmen yang terbaik dan pusat klaster awal maka dilakukan analisis K-Means dengan K=3 sehingga didapat hasil sebagai berikut: jumlah responden segmen 1 adalah 38 responden (44,19%), segmen 2 adalah 10 responden (11,63%) dan segmen 3 adalah 38 responden (44,19%). Pengolahan data dengan menggunakan analisis diskriminan berganda ditujukan untuk menginterpretasikan segmen berdasarkan variabel-variabel yang membedakannya. Masing-masing elemen bauran pemasaran akan diolah secara tersendiri. Hasil pengujian fungsi diskriminan adalah pada Tabel 2 mulai dari elemen yang paling membedakan segmen ke yang paling tidak membedakan. Selanjutnya ingin diketahui karakteristik per segmen dengan analisis Crosstabs. Uji chisquare dilakukan untuk melihat variabel-variabel demografi, teknis dan pengalaman berinternet yang berasosiasi terhadap segmen. Hasilnya didapat empat variabel yang berasosiasi yaitu: usia, jumlah pengeluaran, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Variabel-variabel ini dapat menjadi basis segmentasi yang baru berdasarkan perilakunya terhadap bauran pemasaran. Selain itu karakteristik juga dilihat secara keseluruhan sampel dengan menggunakan analisis frekuensi sehingga didapat hasil sebagai berikut:
AnalisisSegmentasi pasar merupakan tindakan untuk mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin membutuhkan produk dan bauran pemasaran yang tersendiri. Pada penelitian ini basis segmentasi yang digunakan adalah gaya hidup yang dapat mempengaruhi bauran pemasaran dan preferensi terhadap bauran pemasaran dari E-Commerce. Ini berarti basis segmentasi ini dilihat dari perilaku mereka terhadap bauran pemasaran. Dengan kesamaan karakteristik perilaku yang berpengaruh terhadap bauran pemasaran ini diharapkan setiap segmen yang terbentuk dapat didekati dengan penawaran yang tepat sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dari masing-masing segmen.Dari kedelapan elemen bauran pemasaran yang digunakan terdapat 6 elemen yang signifikan dalam membedakan antar segmen, yaitu produk, promosi, bukti fisik, komunitas, proses dan harga. Dua yang lain yaitu tempat dan perubahan ternyata untuk tingkat kepercayaan 95% tidak dapat digunakan untuk membedakan segmen. Ini berarti setiap segmen mempunyai preferensi bauran pemasaran yang sama terhadap kedua elemen tersebut. Berikut rangkuman interpretasi segmen berdasarkan bauran pemasaran yang membedakan: Segmen 1(44,19%) • Produk
Segmen 2 (11,63%) • Produk
Segmen 3(44,19%) • Produk
Sementara itu dari karakteristik segmen berdasarkan variabel berasosiasi didapat hasil seperti Tabel 4. Dari karakteristik segmen ini dapat dilihat hubungannya dengan interpretasi segmen yang terbentuk. Segmen 1 yang merupakan responden berusia muda dan belum menikah, tidak sering membeli produk untuk keluarga, menyukai produk karena gengsi, cukup emosional dan menyukai fantasi dan imajinasi. Tingkat pengeluaran yang lebih rendah sesuai dengan perilaku tidak sensitif terhadap harga. Sementara itu tingkat pendidikan yang lebih rendah sesuai dengan interpretasi bahwa segmen ini kurang terpengaruh oleh kualitas jika dibandingkan dengan segmen yang lain, kurang kritis dan bukan termasuk orang yang sangat sibuk. Mayoritas segmen 2 merupakan responden yang sudah mapan dan sudah menikah, ini sesuai dengan perilaku segmen 2 yang sering membeli produk untuk keluarga, mempunyai posisi penting dalam keluarga, tidak membeli produk karena gengsi, kurang emosional dan menyukai hal yang berhubungan dengan religius dan prinsipil. Tingkat pengeluaran yang lebih tinggi sesuai dengan interpretasi bahwa segmen sensitif terhadap harga. Sementara itu tingkat pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan interpretasi bahwa segmen ini terpengaruh oleh kualitas produk, sangat kritis dan termasuk orang yang sangat sibuk. Segmen 3 yang merupakan segmen peralihan mempunyai karakteristik yang berada diantara kedua segmedn yang lain dan begitu pula perilakunya.
Posisi daur hidup adopsi teknologi untuk E-Commerce pada responden dapat digambarkan dalam sebuah kurva normal seperti pada Gambar 2. Kesimpulan dan SaranTerdapat tiga segmen dari pengguna internet yang bisa diidentifikasi. Jumlah responden segmen 1 adalah 38 responden (44,19%), segmen 2 adalah 10 responden (11,63%) dan segmen 3 adalah 38 responden (44,19%). Masing-masing segmen berbeda secara signifikan pada elemen bauran pemasaran: produk, promosi, bukti fisik, komunitas, proses dan harga. Dan tidak berbeda secara signifikan pada elemen tempat dan perubahan. Segmen 1 berusia muda dan belum menikah, mempunyai pengeluaran dan tingkat pendidikan yang lebih rendah jika dibandingkan 2 segmen lainnya. Segmen 2 terdiri orang yang sudah dewasa dan mapan, sedangkan segmen 3 terdiri dari orang-orang yang merupakan peralihan dari karakteristik segmen 1 ke segmen 2.Posisi daur hidup adopsi teknologi yang merupakan pasar potensial adalah posisi inovator, early adopter dan early majority. Sedangkan posisi late majority bukan merupakan pasar potensial tapi masih mempunyai kesempatan untuk dapat diraih. Sementara itu posisi laggards bukan merupakan pasar yang potensial. Setelah melakukan penelitian ini, penulis ingin memberikan saran-saran agar penelitian ini dapat dikembangkan dan dapat lebih bermanfaat:
Daftar Pustaka
Arief Hamdani : Access Network Department, PT Telekomunikasi Indonesia, Divisi RisTI, Bandung, Indonesia |
|||