Edisi ke Lima Belas, Nopember
1998
|
||||||||||||||||||
ENERGI
|
Prospek Energi Panas Bumi di Indonesia | |||||||||||||||||
Home
Halaman Muka Sajian Utama Sajian Khusus Komputer Kendali Elektronika |
Prospek Energi Panas Bumi di IndonesiaSebelum membahas lebih lanjut mengenai prospek energi panas bumi di Indonesia, ada baiknya kalau melihat pemanfaatan energi panas bumi di negara lain sebagai upaya pemenuhan kebutuhan energinya. Berdasarkan beberapa acuan dapat dilihat pemanfaatan energi panas bumi di beberapa negara seperti tampak pada Tabel 2.
|
|||||||||||||||||
Apabila dilihat dari Tabel 2 tersebut di atas, tampak bahwa pemenuhan
kebutuhan energi listrik pada beberapa negara melalui pemanfaatan energi
panas bumi terus meningkat. Angka-angka untuk berbagai negara pada tahun
2000 masih merupakan perkiraan yang masih terus dikaji ulang.
Indonesia sebagai negeri vulkanik memiliki 217 tempat yang diperkirakan
potensial sebagai sumber energi panas bumi. Berdasarkan perkiraan data
tahun 1997 potensi energi panas bumi di Indonesia adalah sebagai yang tertera
pada Tabel 3.
Apabila dilihat dari Tabel 2 tampak bahwa pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia pada tahun 1985 baru 32,3 MW, sedangkan menurut data terakhir sampai dengan tahun 1997 energi panas bumi yang sudah dimanfaatkan mencapai 305 MW. Dalam waktu sekitar 10 tahun telah terjadi kenaikan kurang lebih 10 kali, suatu kenaikan yang cukup optimis dalam hal pemanfaatan energi panas bumi. Padahal pemanfaatan yang mencapai 305 MW pada tahun 1997 tersebut baru 1,83 % dari potensi energi panas bumi yang ada. Pangsa pemanfaatan energi panas bumi 1,83 % dari total potensi yang tersedia sudah barang tentu masih sangat kecil. Oleh karena itu kemungkinan untuk menaikkan pangsa pemanfaatan energi panas bumi masih sangat terbuka lebar, dengan kata lain bahwa prospek pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia masih sangat menguntungkan bagi para penanam modal yang akan bergerak dalam bidang energi panas bumi. Hal ini terbukti dengan akan dibangunnya lagi 4 unit berkekuatan 55 MW di Gunung Salak Jawa Barat, suatu proyek patungan antara Pertamina dan PT Unocoal Geotherrnal Indonesia. Proyek-proyek berikutnya sudah barang akan segera disusul oleh penanam modal lainnya, mengingat bahwa kebutuhan energi di Indonesia yang terus meningkat. KesimpulanBerdasarkan uraian tersebut di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa prospek pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia cukup menjanjikan. Apalagi kalau diingat bahwa pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber penyedia tenaga listrik adalah termasuk teknologi yang tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan, suatu hal yang dewasa ini sangat diperhatikan dalam setiap pembangunan dan pemanfaatan teknologi, agar alam masih dapat memberikan daya dukungnya bagi kehidupan umat manusia. Bila pemanfaatan energi panas bumi dapat berkembang dengan baik, maka kota-kota di sekitar daerah sumber energi panas bumi yang pada umumnya terletak di daerah pegunungan, kebutuhan tenaga listriknya dapat dipenuhi dari pusat listrik tenaga panas bumi. Apabila masih terdapat sisa daya tenaga listrik dari pemanfaatan energi panas bumi, dapat disalurkan ke daerah lain sehingga ikut mengurangi beban yang harus dibangkitkan oleh pusat listrik tenaga uap, baik yang dibangkitkan oleh batubara maupun oleh tenaga diesel yang keduanya menimbulkan pencemaran udara.Daftar Acuan1. Prof. Ir. Abdul Kadir, "ENERGI" Penerbit UI, Jakarta.2. Ir. Endro Utomo Notodisuryo, "VISI ENERGI DALAM PJP II", UGM, Yogyakarta 1997. 3. M.M. El Wakil, "POWERPLANT TECHNOLOGY", Mc. Graw Hill, New York, 1984. 4. Richard. C. Dorf, "THE ENERGY FACTBOOK", Mc. Graw Hill, New York, 1987. 5. PEMBANGUNAN DALAM ANGKA, BP-7 Pusat Jakarta, 1997. 6. The Official Inflight Magazine "CONNEXIONS", 1995 Edition. Oleh: Wisnu Arya Wardhana, Supriyono, Zaenal Abidin dan Zaenul Kamal adalah Peneliti di Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Yogyakarta Artikel lain: |
||||||||||||||||||