ELEKTRO INDONESIA
Edisi ke Empat Belas, Agustus 1998
ENERGI
Analisa Perbandingan Kemampuan Elektroda Batang (ROD) dan
Kombinasinya dalam Mereduksi Nilai Tahanan Pentanahan Berdasarkan Struktur
Tanah
Gardu induk merupakan salah
satu bagian dari sistem tenaga listrik yang mempunyai kemungkinan sangat
besar mengalami bahaya yang disebabkan oleh timbulnya gangguan sehingga
arus gangguan itu mengalir ke tanah sebagai akibat isolasi peralatan yang
tidak berfungsi dengan baik. Arus gangguan tersebut akan mengalir pada
bagian bagian peralatan yang terbuat dari metal dan juga mengalir dalam
tanah di sekitar gardu induk. Arus gangguan ini menimbulkan gradien tegangan
diantara peralatan dengan peralatan, peralatan dengan tanah dan juga gradien
tegangan pada permukaan tanah itu sendiri. Besarnya gradien tegangan pada
permukaan tanah tergantung pada tahanan jenis tanah atau sesuai dengan
struktur tanah tersebut. Salah satu usaha untuk memperkecil tegangan permukaan
tanah maka diperlukan suatu pentanahan yaitu dengan cara menambahkan elektroda
pentanahan yang ditanam ke dalam tanah. Oleh karena lokasi peralatan listrik
(gardu induk) biasanya tersebar dan berada pada daerah yang kemungkinannya
mempunyai struktur tanah berlapis-lapis maka diperlukan perencanaan pentanahan
yang sesuai, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang kecil
sehingga tegangan permukaan yang timbul tidak membahayakan baik dalam kondisi
normal maupun saat terjadi gangguan ke tanah. Dalam paper ini analisa dilakukan
dengan menggunakan elektroda batang (Rod) dengan berbagai jenis pemasangannya.
Pentanahan peralatan adalah penghubungan bagian bagian peralatan listrik
yang pada keadaan normal tidak dialiri arus. Tujuannya adalah untuk membatasi
tegangan antara bagian bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara
bagian bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman untuk
semua kondisi operasi baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan.
Sistem pentanahan ini berguna untuk memperoleh potensial yang merata dalam
suatu bagian struktur dan peralatan serta untuk memperoleh impedansi yang
rendah sebagai jalan balik arus hubung singkat ke tanah. Bila arus hubung
singkat ke tanah dipaksakan mengalir melalui tanah dengan tahanan yang
tinggi akan menimbulkan perbedaan tegangan yang besar dan berbahaya.
Dalam analisis ini digunakan beberapa parameter yaitu kedalaman penanaman
elektroda pentanahan, panjang elektroda batang, jumlah elektroda batang
(rod), ketebalan lapisan tanah bagian pertama dan tahanan jenis tanah tiap
lapisan dengan menggunakan beberapa asumsi yaitu:
-
Lapisan-lapisan tanah sejajar terhadap permukaan tanah.
-
Tahanan jenis tanah adalah konstan untuk setiap lapisan.
-
Analisa hanya dilakukan untuk elektroda rod
-
Panjang rod (L) untuk semua kemungkinan pemasangan adalah sama (3.5 meter)
Pada saat terjadi gangguan, arus gangguan yang dialirkan ke tanah akan
menimbulkan perbedaan tegangan pada permukaan tanah yang disebabkan karena
adanya tahanan tanah. Jika pada waktu gangguan itu terjadi seseorang berjalan
di atas switch yard sambil memegang atau menyentuh suatu peralatan yang
diketanahkan yang terkena gangguan, maka akan ada arus mengalir melalui
tubuh orang tersebut. Arus listrik tersebut mengalir dari tangan ke kedua
kaki dan terus ke tanah, bila orang tersebut menyentuh suatu peralatan
atau dari kaki yang satu ke kaki yang lain, bila ia berjalan di switch
yard tanpa menyentuh peralatan. Arus ini yang membahayakan orang dan biasanya
disebut arus kejut. Berat ringannya bahaya yang dialami seseorang tergantung
pada besarnya arus listrik yang melalui tubuh, lamanya arus tersebut mengalir
dan frekuensinya.
1. Arus Melalui Tubuh Manusi
Kemampuan tubuh manusia terhadap besarnya arus yang mengalir di dalamnya
terbatas dan lamanya arus yang masih dapat ditahan sampai yang belum membahayakan
sukar ditetapkan. Berdasarkan hal ini maka batas - batas arus berdasarkan
pengaruhnya terhadap tubuh manusia dijelaskan berikut ini .
Bila seseorang memegang penghantar yang diberi tegangan mulai dari harga
nol dan dinaikkan sedikit demi sedikit, arus listrik yang melalui tubuh
orang tersebut akan memberikan pengaruh. Mula mula akan merangsang syaraf
sehingga akan terasa suatu getaran yang tidak berbahaya bila dengan arus
bolak balik dan akan terasa sedikit panas pada telapak tangan bila dengan
arus searah (arus persepsi) Bila tegangan yang menyebabkan terjadinya tingkat
arus persepsi dinaikkan lagi maka orang akan merasa sakit dan kalau terus
dinaikkan maka otot-otot akan kaku sehingga orang tersebut tidak berdaya
lagi untuk melepaskan konduktor tersebut.
Apabila arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dari arus yang
mempengaruhi otot dapat mengakibatkan orang menjadi pingsan bahkan sampai
mati, hal ini disebabkan arus listrik tersebut mempengaruhi jantung sehingga
jantung berhenti bekerja dan peredaran darah tidak jalan.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Dalziel disebutkan bahwa 99.5 %
dari semua orang yang beratnya kurang dari 50 kg masih dapat menahan arus
pada frekuensi 50 Hz atau 60 Hz yang mengalir melalui tubuhnya dan waktu
yang ditentukan oleh persamaan sebagai berikut :
(1)
(2)
Jika k=
(3)
Keterangan :
Ik : besarnya arus yang mengalir melalui tubuh (Ampere)
t : lamanya arus mengalir dalam tubuh atau lama ganguan tanah (detik)
K : konstanta empiris, sehubungan dengan adanya daya kejut yang dapat
ditahan oleh X % dari sekelompok manusia.
Untuk X=99.5 %, 50 kg diperoleh K= 0.0135, maka k = 0.116
Untuk X=99.5 %, 70 kg diperoleh K=0.01246 maka k = 0.157
Dengan menggunakan persamaan (3) akan diperoleh besarnya arus yang masih
dapat ditahan seseorang sebagai berikut :
(4)
(5)
2. Tahanan Tubuh Manusia
Tahanan tubuh manusia berkisar di antara 500 Ohm sampai 100.000 Ohm tergantung
dari tegangan, keadaan kulit pada tempat yang mengadakan hubungan (kontak)
dan jalannya arus dalam tubuh. Kulit yang terdiri dari lapisan tanduk mempunyai
tahanan yang tinggi, tetapi terhadap tegangan yang tinggi kulit yang menyentuh
konduktor langsung terbakar, sehingga tahanan dari kulit ini tidak berarti
apa-apa. Tahanan tubuh manusia ini yang dapat membatasi arus. Berdasarkan
hasil penyelidikan oleh para ahli maka sebagai pendekatan diambil harga
tahanan tubuh manusia sebesar 1000 Ohm.
3. Karakteristik Tanah
Karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang mutlak diketahui karena
mempunyai kaitan erat dengan perencanaan dan sistem pentanahan yang akan
digunakan. Sesuai dengan tujuan pentanahan bahwa arus gangguan harus secepatnya
terdistribusi secara merata ke dalam tanah, maka penyelidikan tentang karakteristik
tanah sehubungan dengan pengukuran tahanan dan tahanan jenis tanah merupakan
faktor penting yang sangat mempengaruhi besarnya tahanan pentanahan. Pada
kenyataannya tahanan jenis tanah harganya bermacam-macam, tergantung pada
komposisi tanahnya dan faktor faktor lain.
Untuk memperoleh harga tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan pengukuran
secara langsung pada lokasi pembangunan gardu induk karena struktur tanah
yang sesungguhnya tidak sesederhana yang diperkirakan. Pada suatu lokasi
tertentu sering dijumpai beberapa jenis tanah yang mempunyai tahanan jenis
yang berbeda-beda (non uniform). Pada pemasangan sistem pentanahan dalam
suatu lokasi gardu induk, tidak jarang peralatan pentanahan tersebut ditanam
pada dua atau lebih lapisan tanah yang berbeda yang berarti bahwa tahanan
jenis tanah di tempat itu tidak sama. Apabila lapisan tanah pertama dari
sistem pentanahan mempunyai tahanan jenis sebesar r
1 sedangka lapisan bawahnya dengan tahanan jenisnya adalah
r 2, maka diperoleh faktor
refleksi K seperti pada persamaan :
(6)
Dari persamaan (6) di atas memungkinkan faktor refleksi K berharga positif
atau negatif.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tahanan jenis tanah antara
lain: Pengaruh temperatur, pengaruh gradien tegangan, pengaruh besarnya
arus, pengaruh kandungan air dan pengaruh kandungan bahan kimia. Pada sistem
pengetanahan yang tidak mungkin atau tidak perlu untuk ditanam lebih dalam
sehingga mencapai air tanah yang konstan, variasi tahanan jenis tanah sangat
besar. Kadangkala pada penanaman elektroda memungkinkan kelembaban dan
temperatur bervariasi, untuk hal seperti ini harga tahanan jenis tanah
harus diambil dari keadaan yang paling buruk, yaitu tanah kering dan dingin.
Berdasarkan harga inilah dibuat suatu perencanaan pengetanahan.
Nilai tahanan jenis tanah (r ) sangat tergantung
pada tahanan tanah ( R ) dan jarak antara elektroda-elektroda yang digunakan
pada waktu pengukuran. Pengukuran perlu dilakukan pada beberapa tempat
yang berbeda guna memperoleh niai rata-ratanya. Tahanan jenis rata-rata
dari dua lapis tanah menurut IEEE standar 81 dimodelkan sebagai berikut
:
(7)
dimana :
Rhoav : tahanan jenis rata-rata dua lapis tanah (Ohm-m)
r 1 : tahanan jenis tanah lapisan
pertama (Ohm-m)
a : jarak antara elektroda (meter)
h : ketebalan lapisan tanah bagian pertama (meter)
K : koefesien refleksi
d : diameter elektroda (meter)
n : jumlah pengamatan (sampel) tiap lapisan tanah yang diamati
Perbedaan tahanan jenis tanah akibat iklim biasanya terbatas sampai kedalaman
beberapa meter dari permukaan tanah, selanjutnya pada bagian yang lebih
dalam secara praktis akan konstan.
4. Konduktor Pentanahan
Konduktor yang digunakan untuk pentanahan harus memenuhi beberapa persyaratan
antara lain:
-
Memiliki daya hantar jenis (conductivity) yang cukup besar sehingga tidak
akan memperbesar beda potensial lokal yang berbahaya.
-
Memiliki kekerasan (kekuatan) secara mekanis pada tingkat yang tinggi terutama
bila digunakan pada daerah yang tidak terlindung terhadap kerusakan fisik.
-
Tahan terhadap peleburan dari keburukan sambungan listrik, walaupun konduktor
tersebut akan terkena magnitude arus gangguan dalam waktu yang lama.
-
Tahan terhadap korosi.
Dari persamaan kapasitas arus untuk elektroda tembaga
yang dianjurkan oleh IEEE Guide standar, Onderdonk menemukan suatu persamaan
:
(8)
dimana :
A : penampang konduktor (circular mills)
I : arus gangguan (Ampere)
t : lama gangguan (detik)
Tm : suhu maksimum konduktor yang diizinkan ( 0
C )
Ta : suhu sekeliling tahunan maksimum ( 0 C )
Persamaan di atas dapat digunakan untuk menentukan ukuran penampang minimum
dari konduktor tembaga yang dipakai sebagai kisi-kisi pentanahan.
5. Penentuan panjang elektroda pentanahan
Kebutuhan akan konduktor pentanahan pada umumnya baru diperkirakan setelah
diketahui tata letak peralatan yang akan diketanahkan serta sistem pentanahan
yang akan digunakan. Sebagai dasar pertimbangan dalam penentuan panjang
konduktor pentanahan umumnya digunakan tegangan sentuh, bukan tegangan
langkah dan tegangan pindah. Hal ini disebabkan karena tegangan langkah
yang timbul di dalam instalasi yang terpasang pada switch yard umumnya
lebih kecil daripada tegangan sentuh tersebut.
Pentanahan peralatan gardu induk mula mula dilakukan dengan menanamkan
batang konduktor tegak lurus permukaan tanah (rod). Penelitian selanjutnya
dengan sistem penanaman elektroda secara horisontal dengan bentuk kisi-kisi
(grid) dan gabungan sistem grid dengan rod.
6. Penentuan Jumlah Batang Pengetanahan
Pada saat arus gangguan mengalir antara batang pengetanahan dengan
tanah, tanah akan menjadi panas akibat i2r
. Suhu tanah harus tetap di bawah 100 0 C untuk menjaga
jangan sampai terjadi penguapan air kandungan dalam tanah dan kenaikan
tahanan jenis tanah.
Kerapatan arus yang diizinkan pada permukaan batang pentanahan dapat
dihitung dengan persamaan [13] :
(9)
dimana :
i : kerapatan arus yang diizinkan (Ampere/cm)
d : diameter batang pengetanahan (mm)
d : panas spesifik rata-rata tanah ( ±
1.75 x 106 watt-detik tiap m2 tiap 0C
)
q : kenaikan suhu tanah yang diizinkan (
0 C )
r : tahanan jenis tanah (Ohm-m)
t : lama waktu gangguan (detik)
Seluruh panjang batang pentanahan yang diperlukan dihitung dari pembagian
arus gangguan ke tanah dengan kerapatan arus yang diizinkan, sedang jumlah
minimum batang pentanahan yang diperlukan diperoleh dari pembagian panjang
total dengan panjang satu batang, atau dalam bentuk lain dituliskan sebagai
berikut :
(10)
dimana :
Nmin : jumlah minimum batang pentanahan yang diperlukan
Ig : arus gangguan ke tanah (Ampere)
i : kerapatan arus yang diizinkan (Ampere/cm)
7. Bentuk-Bentuk Elektroda Pentanahan
7.1 Pentanahan Rod (Elektroda Batang )
Di bawah ini diperlihatkan disribusi tegangan yang terjadi untuk satu
batang elektroda dan dua batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam
tanah, dimana arus kesalahan mengalir dari elektroda tersebut ke tanah
sekitarnya.
dimana Ux : teagangan elektroda pentanahan atau tegangan antara elektroda
dengan tanah
x : jarak dari elektroda
Dengan demikian untuk jumlah elektroda yang lebih banyak yang ditanam
tegak lurus ke dalam tanah maka tahanan pentanahan semakin kecil dan distribusi
tegangan akan lebih merata.
7.1.1 Satu batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah
Dari suatu konduktor terdapat hubungan antara tahanan dan kapasitansi sebesar
:
R = r / 2pC
(11)
dimana :
R : tahanan (Ohm)
p : tahanan jenis tanah
tiap lapisan (Ohm-m)
C : kapasitansi (statt Farad)
Kapasitansi ini termasuk kapasitansi dari bayangan konduktor yang ditanam
ke dalam tanah. Pada gambar-3 satu batang elektroda berbentuk selinder
dengan panjang L yang ditanam tegak lurus permukaan tanah berdiameter 2a,
dengan bayangan di atas permukaan tanah. Untuk menghitung kapasitansi elektroda
pentanahan dan bayangan, digunakan metode potensial rata rata menurut G.W.O
Home. Dalam persoalan pentanahan, elektroda pentanahan merupakan bahan
penghantar yang membawa muatan listrik yang terdistribusi (menyebar) disekeliling
elektroda pentanahan. Dengan cara seperti ini potensial di setiap tempat
pada permukaan elektroda akan sama. Bila pada elektroda tersebut diberikan
suatu muatan yang merata, maka kapasitansi dapat dihitung dengan metode
potensial rata rata. Hasil yang didapatkan untuk satu batang elektroda
berbentuk selinder yang ditanam seluruhnya di dalam tanah dinyatakan dengan
persamaan :
(12)
Maka tahanan dari satu batang elektroda yang ditanam tegak lurus permukaan
tanah menurut H.B Dwight, di dapat dengan mensustitusikan persamaan (12)
ke dalam persamaan (11) sehingga diperoleh persamaan untuk gambar (3.a)
sbb:
(13)
Untuk elektroda batang yang ditanam tegak lurus dan pada kedalaman beberapa
cm di bawah permukaan tanah (gambar 3.b) berlaku hubungan:
(14)
Untuk gambar (3.c) satu batang elektroda tegak lurus kedalam tanah,
dan menembus lapisan kedua tanah tersebut. Hal ini berlaku persamaan :
(14-a)
Untuk gambar (3.d) satu batang elektroda tegak lurus kedalam tanah,
pada kedalaman beberapa cm di bawah permukaan tanah dan menembus lapisan
kedua tanah tersebut. Hal ini berlaku persamaan :
(14-b)
dimana :
Rd1 : tahanan untuk satu batang elektroda yang ditanam tegak
lurus permukaan tanah (Ohm)
L : panjang elektroda batang (meter)
a : jari-jari batang elektroda (cm)
r : tahanan jenis tanah rata-rata (Ohm-m)
(indeks 1 atau 2 menunjukkan lapisan tanah)
hb : kedalaman penanaman elektroda (meter)
7.1.2 Dua batang elektroda tegak lurus ke dalam tanah
Susunan dari dua batang elektroda berbentuk selinder dengan panjang L yang
ditanam tegak lurus ke dalam tanah dengan jarak antara ke dua elektroda
tersebut sebesar S terlihat pada gambar di bawah. Nilai tahanan pentanahan
dan tahanan jenis tanah yang relatif tinggi, maka untuk menguranginya dengan
cara menanamkan batang-batang elektroda pentanahan dalam jumlah yang cukup
banyak. Untuk dua batang elektroda pentanahan yang ditanam tegak lurus
ke dalam tanah oleh Dwight, JL. Marshall dengan memperhatikan efek bayangan
biasanya adalah dengan menghitung tegangan pada salah satu batang elektroda
yang disebabkan oleh distribusi muatan yang merata di batang elektroda
itu sendiri dan pada batang elektroda yang lain termasuk bayangannya. Dengan
menghitung tegangan rata-rata yang disebabkan oleh muatan batang elektroda
itu sendiri dan menghitung tegangan rata-rata yang disebabkan oleh muatan
batang elektroda yang lain. Tegangan total rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan
antara keduanya.
Rumus tahanan pentanahan untuk dua batang elektroda yang ditanam tegak
lurus ke dalam tanah adalah [13]:
(15)
untuk S > L
(16)
untuk S < L
dimana : S : jarak antara kedua elektroda (meter)
7.1.3 Beberapa batang elektroda (Multiple-Rod) yang ditanam tegak lurus
ke dalam tanah
Jika susunan batang - batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam
tanah dalam jumlah yang lebih banyak, maka tahanan pentanahan akan semakin
kecil dan distribusi tegangan pada permukaan tanah akan lebih merata. Penanaman
elektroda yang tegak lurus ke dalam tanah dapat berbentuk bujur sangkar
atau empat persegi panjang dengan jarak antara batang elektroda pentanahan
adalah sama seperti pada dalam gambar berikut :
Nilai tahanan pentanahan untuk beberapa batang elektroda yang ditanam
tegak lurus ke dalam tanah di mana rod menembus lapisan tanah paling bawah/kedua,
dihitung dengan mengikuti persamaan berikut:
(
)
(17)
dimana Rt adalah tahanan elektroda batang (rod)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(24)
(25)
Keterangan :
N : jumlah batang rod
Cf (shafe factor = 0.9)
Ra dan Rb (tahanan berdasarkan pososi elektroda
( gambar.5))
Analisa :
Dimisalkan :
panjang tiap konduktor batang =3.5 meter
diameter konduktor batang = 3/4 inch = 0.01905
meter
Jari-jari batang konduktor =9.525x10-3 meter
tahanan jenis tanah rata-rata lapisan pertama =750 Ohm-m
tahanan jenis tanah rata-rata lapisan kedua =550 Ohm-m
Ketebalan lapisan tanah bagian atas h = 3.8 meter
Kedalaman penanaman elektroda hb = 0.5 meter
1). Berdasarkan gambar (3-a) dengan mengacu pada persamaan (13) diperoleh
:
Rd1 = 214.7256 W
2). Beradasrkan gambar (3-b) dengan mengacu pada persamaan (14) diperoleh
:
Rd1 = 191.0741 W
3). Berdasarkan gambar (3-c) dengan mengacu pada persamaan (14-a) diperoleh
:
Rd1 = 157.4655 W
4). Berdasarkan gambar (3-d) dengan mengacu pada persamaan (14-b) diperoleh
:
Rd1 = 196,6387 W
5). Berdasarkan gambar (4) dengan mengacu pada persamaan (15) dimana S
> L
untuk S = 4 meter Rd2 = 121.9813 W
untuk S = 5 meter Rd2 = 118.5008 W
Berdasarkan gambar (4) dengan mengacu pada persamaan (16) dimana S <
L
untuk S = 3 meter Rd2 = 123.1448 W
untuk S = 2.5 meter Rd2 = 125.3299 W
6). Pentanahan dengan Multiple - rod sesuai dengan persamaan (17 - 22)
maka :
N=40
Dengan cara yang sama diperoleh sbb:
untuk N = 20 Rt = 30.6359 W
untuk N = 10 Rt = 61.0867 W
untuk N = 5 Rt = 122.0373 W
Kesimpulan
Dari analisa ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
-
Bila struktur tanah dianggap homogen
-
Tahanan elektroda pentanahan untuk satu batang rod akan semakin kecil bila
elektroda tersebut ditanam semakin jauh dari permukaan tanah
-
Untuk dua batang elektroda, bila jarak antara keduanya menjadi lebih besar
dari panjang elektroda nilai tahanan pentanahan akan semakin kecil.
-
Bila jarak antara kedua elektroda menjadi semakin kecil dibandingkan dengan
panjang elektroda diperoleh tahanannya semakin besar.
-
Dengan menganggap struktur tanah tidak homogen untuk satu batang elektroda
diperoleh tanahan pentanahan yang lebih kecil dibandingkan dengan tanah
homogen
-
Bilamana jumlah elektroda semakin banyak, tahanan pentanahannya semakin
kecil, baik pada tanah homogen maupun tidak homogen
Sumber Bacaan
-
Baldev Thapar, Victor Gerez and Prince Emmanuel [1993], "Ground
Resistance Of The Foot In Substation Yards", IEEE Transaction on Power
Delivery, Vol.8 No.1, pp.1-6
-
Baldev Thapar, Victor Gerez and Vijay Singh [1993], "Effective
Ground Resistance Of The Human Feet In High Voltage Switchyards", IEEE
Transaction on Power Delivery, Vol.8 No.1, pp. 7 - 12
-
Baldev Thapar, Victor Gerez [1996], "Equivalent Resistivity
Of Non-uniform Soil For Grounding Grid Design", IEEE Transaction on
Power Delivery, Vol.10 No.2, pp.759-767
-
J.Lazzara, N.Barbeito [1990], "Simplified Two Layer Model
Substation Grounding Grid Design Methodology", IEEE Transaction on Power
Delivery, Vol.5, No.4, pp.1741-1750
-
J.M. Nahman, V.B. Djordjevic [1996], "Resistance To Ground
of Combined Grid-Multiple Rods Electrodes", IEEE Transaction on Power
Delivery, Vol. 11, No. 3, pp.1337 - 1342
-
T.S Hutauruk [1991], "Pengetanahan Netral Sistem tenaga
& Pengetanahan Peralatan" , Benerbit Erlangga Jakarta.
-
Y.L. Chow, J.J. Yang, and K.D Srivastava [1995], "Grounding
Resistance Of Buried Electrodes in Multi-Layer Earth Predicted by Simple
Voltage Measurements along Earth Surface-A Theoritical Discussion", IEEE
Transaction on Power Delivery, Vol.10, No.2, pp.707 - 715.
-
Y.L Chow, M.M.A Salama [1994], "A Simplified Method for Calculating
The Substation Grounding Grid Resistance", IEEE Transaction on Power
Delivery, Vol. 9 No.2 pp.736 - 742.
-
Y.L. Chow, M.M Elsherbiny, M.M.A Salama [1996], "Resistance
Formula of Grounding System in Two-Layer Earth", IEEE Transaction on
Power Delivery, Vol.11, No. 3, pp. 1330 - 1336
Ol eh : Tadjuddin
Penulis adalah staf pengajar Teknik Elektro Politeknik Unhas Ujung
pandang
[ Sajian Utama
]
[ Sajian Khusus ]
[KOMPUTER]
[TELEKOMUNIKASI]
[ELEKTRONIKA]
[INSTRUMENTASI]
Please send comments, suggestions, and criticisms about
ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me
email.
[ Halaman Muka ]
© 1996-1998 ELEKTRO
Online.
All Rights Reserved.