ASSI Newsletter | Number 4, Volume I, April 2000 |
Resolusi 130: mengatur pemakaian bersama antara sistem NGSO-FSS dan sistem GSO-FSS dengan cara:Keuntungan dan Kekurangan Pita Frekuensi Kaa) Menjamin perlindungan atas sistem GSO-FSS dari sistem NGSO-FSS dengan pembatasan yang ketat terhadap tingkat gangguan (interferensi).Resolusi 131: mengatur pemakaian bersama sistem NGSO-FSS dan sistem FS. Di mana sistem FS akan dilindungi dengan penerapan pembatasan PFD (Power Flux Density), dimana pembatasan ini tergantung kepada jumlah satelit NGSO-FSS itu sendiri. Sistem FS adalah sistem LMDS.
b) Pembatasan atas APFD (Aggregate Power Flux Density) emisi dari terminal NGSO-FSS.
c) Pembatasan atas EPFD (Equivalent Power Flux Density) emisi dari satelit NGSO-FSS.
d) Membebaskan koordinasi antara sistem NGSO-FSS dan sistem GSO-FSS.
e) Pemakaian bersama untuk sistem NGSO-FSS yang diatur dalam S9.12.
f) Mengurangi pembatasan yang ketat (masalah interferensi) selanjutnya akan dibahas dalam WRC-00 (tahun 2000).Resolusi 538: mengatur pemakaian bersama antara sistem NGSO-FSS dan feeder link BSS yang dijelaskan dalam Appendix S30A. ( Meskipun resolusi ini difokuskan untuk pita Ku tetapi berlaku juga untuk pita frekuensi 17,7-18,1 GHz yang digunakan sebagai feeder link BSS (uplink) dan dijelaskan dalam Appendix S30A). Membatasi APFD sistem NGSO-FSS terhadap feeder link BSS. Resolusi 132: memperpanjang Resolusi 46/S9.11A. Menegaskan bahwa jika ada modifikasi sistem NGSO-FSS sebelum 18 Nopember 1995, maka tidak diperlukan koordinasi, selama hal tersebut tidak melampaui standar/konfigurasi semula, misal Teledesic mengubah jumlah satelit dari 844 menjadi 288.
Pita frekuensi Ka memang memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan. Adapun beberapa keuntungan pita frekuensi ini adalah:
di mana:
D = diameter antena parabola (meter).
c = kecepatan
cahaya = 3.108 m/detik; f = frekuensi (Hz).
q3dB = sudut aperture sebesar 3dB di bawah penguatan maksimal (derajat).
Penguatan antena maksimal semakin tinggi. Sesuai dengan Persamaan 2 berikut.
[AR].........................(2)
di mana:
Gmax = penguatan antena maksimal (dB).
Adapun kekurangannya adalah rentan terhadap perubahan kondisi atmosfir, khususnya hujan, di mana daya emisi yang diterima akan teredam dan suhu derau sistem «system noise temperature» meningkat disisi penerima. [TTH]. Sehingga kualitas hubungan, rasio sinyal terhadap derau , akan menurun akibat nilai TE meningkat dan G menurun. [AR]..............(3) Di mana: PT = daya pancar emisi satelit. GT = penguatan antena emisi satelit.
L = rugi-rugi hubungan (path loss).
G = penguatan pada antena penerima (sisi penerima).
TE = temperatur suhu sistem pada sisi penerima (sisi penerima).
k = konstanta Boltzman ( 1,38 10-23 J/K ).
Pengaruh atmosfir yang memberikan dampak terhadap frekuensi radio khususnya frekuensi tinggi seperti halnya pada pita frekuensi Ka. Kontribusi perubahan atmosfir khususnya hujan, awan dan gas menyebabkan tingkat redaman meningkat secara eksponensial kecuali redaman yang diakibatkan oleh gas, di mana perubahannya berfluktuasi. Sementara itu Tabel 2 adalah kuantisasi tingkat redaman akibat pengaruh atmosfir khususnya untuk pita frekuensi Ka, (17 GHz s/d 35 GHz) selebar 18 GHz. Pada tabel tersebut juga diperbandingkan dengan tingkat redaman pada pita frekuensi C (6 GHz). Untuk perhitungan redaman linique, gas dan uap air, dapat dilihat pada rekomendasi 676-3 ITU-R. Perhitungan redaman karena awan, dapat dilihat pada rekomendasi 840-2 ITU-R. Sedang perhitungan redaman karena hujan, dapat dilihat pada rekomendasi 618 ITU-R atau model DAH (Dessanayake-Alnutt-Haidara), tergantung jenis hujannya [LC]. Perlu dicatat pula bahwa tingkat redaman juga dipengaruhi oleh sudut elevasi antara satelit dan terminal (antena) di bumi, semakin kecil sudut elevasi semakin tinggi tingkat redaman. Pada Tabel 3 ditampilkan intensitas hujan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara yang diambil dari peta hydroclimatics ITU. Khusus untuk Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, secara umum memiliki intensitas hujan antara 5 mm/jam s/d 250 mm/jam atau memiliki redaman minimal sebesar 0,4 dB/km dan redaman maksimal lebih besar dari 30 dB/km, khusus untuk pita frekuensi Ka. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah pengaruh efek sintilasi (scintilation), akibat berfluktuasinya tingkat kelembaban atmosfir yang berakibat terjadinya fluktuasi index bias lapisan atmosfir dan menyebabkan sinyal radio yang melaluinya berfluktuasi dengan cepat, adanya redaman akibat lapisan fusi dan absorpsi serta difusi partikel di atmosfir.
Namun demikian sebagian besar aplikasi yang akan dilayani dengan pita frekuensi adalah aplikasi Internet dan Multimedia. [DTT].
Dari data majalah Via Satellite, 15 Oktober 1999, pendapatan industri satelit dunia secara umum, akhir 1998, sebesar US $66 milyar. Hal ini ditunjukkan oleh Tabel 4. Peningkatan pendapatan sektor industri satelit dunia tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan permintaan pelayanan Direct TV to Home (DTH). Pesatnya pertumbuhan jasa telekomunikasi pita lebar ditandai dengan munculnya beberapa sistem satelite pita lebar (pita frekuensi Ka) yang rencananya akan beroperasi pada pasca tahun 2000, baik yang berbasis pada orbit geostasioner (GSO) maupun orbit non geostasioner (NGSO).
Dengan adanya trend perkembangan jasa telekomunikasi baik sipil, militer dan juga penelitian yang mengarah kepada penggunaan pita frekuensi Ka dan frekuensi-frekuensi di atasnya maka studi karakter pita-pita frekuensi tersebut menjadi sangat penting. Untuk itu perlu adanya peningkatan dan penajaman penelitian secara seksama dan intensif baik di dunia industri, pendidikan, pemerintah dan LSM. Hal ini diperlukan sebagai pertimbangan ekonomis maupun strategis. Untuk Indonesia yang secara geografis kurang diuntungkan di dalam penggunaan pita frekuensi Ka, maka perlu secara seksama dicari solusi teknis dan manajerial untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Hal ini disebabkan oleh 3 alasan; pertama, meningkatnya penggunaan jasa internet dan multimedia nasional; kedua, masih kurangnya jumlah dan kapasitas infrastruktur nasional; ketiga, kepentingan ekonomi dan strategis nasional. Diharapkan kita tidak hanya akan menjadi penonton perlombaan kemajuan teknologi, khususnya telekomunikasi dan informasi dunia.
Peranan Organisasi Internasional Non-Pemerintah
dalam Memajukan Kegiatan Keantaraiksaan
(Termasuk Bidang Persatelitan)