ELEKTRO
Nomor 30, Tahun VI,  April 2000
ELEKTRONIKA

Penempatan dan Pemeliharaan Microphones 

Home
Halaman Muka


Sajian Utama
Sajian Khusus

Komunikasi
Komputer
Energi

Alat Ukur Four-Point Probe Untuk Bahan Elektronika 
 

Pemeliharaan Microphones

 Microphones merupakan alat yang sangat penting dalam radio broadcast, oleh karena itu kita perlu memahami bagaimana caranya agar microphone kita tetap baik.

 Microphones merupakan alat yang sangat sensitif , sehingga diperlukan perhatian yang lebih. Perubahan pada kualitas microphones (umumnya oleh faktor lingkungan) biasanya terjadi perlahan-lahan dan tidak langsung, sehingga para broadcasters sering tidak menyadari bahwa microphones mereka kualitasnya telah berubah, bahkan mereka merasa karena mics masih dapat dipakai sehingga perubahan kualitas suara yang terjadi tidak dihiraukan.

 Faktor lingkungan yang paling mempengaruhi ialah kelembaban. Udara panas dan lembab yang berasal dari suara seseorang yang berbicara terlalu dekat akan menimbulkan kondensasi pada diafragma kapsul, sehingga akan menyebabkan debu ataupun kotoran yang ukurannya kecil akan menempel pada diafragma. Hal ini akan menyebabkan penurunan kualitas dari mic itu sendiri.

 Untuk membersihkan mic merupakan pekerjaan yang cukup sulit, karena debu yang menempel pada diafragma sangat sulit dibersihkan, jadi untuk memecahkan masalah ini, haruslah diadakan servis rutin pada setiap mic, atau kalau memungkinkan mengganti mic yang sudah jelek kualitasnya. Untuk melakukan pekerjaan ini, biasanya para pembuat mic sudah menyediakan agen yang khusus melakukan pekerjaan ini.

 Ada sebuah cara untuk mengetes sebuah mic yang diduga sudah jelek kualitasnya. Pertama ialah dengan menempatkan sebuah mic baru dengan tipe yang sama dengan mic yang sedang dites dengan sumber suara dengan jarak yang sama. Kemudian dengarkanlah satu persatu mic yang sedang dites. Dengarkan jika ada perbedaan antara keduanya. Parameter yang harus diperhatikan dalam penilaian adalah :

  1. Directivity atau sensitivitas mic terhadap arah sumber suara yang biasanya dalam kurva karakteristik mic. 
  2. Respon frekuensi mic terhadap frekuensi bass,treble dan midle yang ditunjukkan dengan kurva karakteristik dengan variasi range frekuensi dengan sensitivitas relatif (dalam dB) dan arah sudut sumber suara. 
Gambar 1 merupakan karakteristik dari sebuah mic WM-C40.

 Jika diduga ada perbedaan, maka langkah selanjutnya ialah dengan membalik polaritas mic yang diduga jelek. Dengarkanlah masing-masing mic. Level monitor harus diatur sedemikian rupa sehingga kedua mic berada pada level yang sama ketika dimonitor pada speaker. Jika level kedua mic sudah sama, maka keduanya didengarkan bersama-sama. Karena ada perbedaan polaritas, maka seharusnya ada cancellations yang tinggi antara kedua sinyal. Jika cancellations yang terjadi makin sempurna, maka makin akurat tes yang dilakukan dan juga keluaran mic akan makin sama.

 Ketika sinyal atenuasi yang ada mempunyai karakteristik yang tidak berhubungan dengan dengan respons yang normal dari mic, maka jelas ada perbedaan antara kedua mic yang dites. Jika demikian maka pasti mic Anda harus diperbaiki.

Penempatan Microphones

Bayangkan jika Anda sedang merekam sebuah musik jazz, dengan menggunakan 3 mics mono dalam radio broadcast. Satu mic diletakkan pada drum, satu pada piano, dan satu lainnya diletakkan pada bass. Suara drum akan terdengar janggal, seperti terdengar tertahan, sedangkan mic pada piano mengambil sinyal suara drum dari kejauhan, sehingga terdengar ada dua suara drum yang bercampur : salah satu terdengar langsung, sedangkan yang lainnya tertunda.

Ketika Anda menggabungkan sebuah sinyal dengan tiruan/replika sinyal tersebut yang tertunda pada level yang sama, maka ada frekuensi tertentu yang hilang, tergantung dari waktu tunda. Peristiwa ini disebut efek comb-filter.

 Secara umum, jika dua buah microphones mengambil sumber suara yang sama pada jarak yang berbeda, dan sinyal yang diambil digunakan pada saluran yang sama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya penundaan phasa (phase cancellations).

 Untuk mengurangi adanya phase cancellations diantara dua buah mic, maka ikutilah aturan 3-to-1, yang artinya jarak antara dua buah mic harus sekurang-kurangnya tiga kali lipat dari jarak mic ke sumber suara. Sebagai contoh, jika dua buah mics berjarak satu meter dengan sumber suaranya, maka kedua buah mics tersebut harus terpisah minimal dengan jarak 3 meter untuk mencegah terjadinya phase cancellations (Gambar 2).

 Jika sinyal tunda kurang 9 dB dari sinyal langsungnya, maka besarnya comb-filter efek hanya sekitar 1 dB, sehingga dalam prakteknya, efek ini tidak berpengaruh. Ketika Anda meletakkan mic dengan jarak minimal tiga kali dari jarak mic dengan sumber suaranya, maka akan terjadi drop level sebesar 9,5 dB, atau dengan kata lain aturan 3-to-1 menjamin bahwa level mic (jika diletakkan seperti cara di atas), maka akan terjadi besarnya level drop sebesar 9 dB, sehingga sinyal gabungan/campurannya hanya akan mempunyaicomb-filtering sebesar kurang lebih 1 dB.

 Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemisahan sinyal suara (supaya suara tidak terdengar bercampur) ialah :

  1. memperkecil jarak antara mic dengan sumber suara.
  2. memperbesar jarak antara sumber suara yang berbeda.
  3. meletakkan sebuah gobo (panel akustik) diantara keduanya. 
  4. melakukan proses perekaman dalam ruangan yang lebih sunyi/kedap suara.
  5. Jangan menggunakan dua buah mic jika sebuah mic saja sudah cukup untuk melakukan pekerjaan Anda. 
Tim R & D RTC UI 89,15 FM
(Husni I, M. Syukron, Haikal)
Email : rtcuifm@yexa.eng-ui.ac.id
Artikel lain:
Alat Ukur Four-Point Probe Untuk Bahan Elektronika 

| SAJIAN UTAMA | SAJIAN KHUSUH |
| KOMUNIKASIKOMPUTER | ENERGI |

Please send comments, suggestions, and criticisms about ELEKTRO INDONESIA.
Click here to send me email.
| Halaman Muka
© 1996-2000 ELEKTRO Online.
All Rights Reserved.