ELEKTRO INDONESIA Edisi ke Sepuluh, November 1997
Resistansi untuk resistor film tebal tidak selalu tetap nilainya pada saat diberi tegangan. Koefisien tegangan resistansi (Voltage Coefficient of Resistance) adalah perubahan resistansi sebuah resistor setiap adanya perubahan tegangan. Nilai VCR didapat dari pengukuran resistansi dalam dua tegangan yang berbeda. Persamaan untuk VCR dapat dinyatakan dengan rumus:
V1 = tegangan referensi (V), V2 = tegangan pengukuran R2 (V), R1 = resistansi dengan tegangan referensi V1 , R2= resistansi dengan tegangan V2, VCR = koefisien tegangan resistansi (%/V).
Resistor beroperasi dalam batas suhu tertentu untuk menghindari kerusakan permanen pada bahan. Batas suhu didefinisikan sebagai daya maksimum, yang disebut power rating. Daya maksimum resistor diukur dalam satuan watt yang mana resistor dapat mendisipasi daya.
Daya maksimum fungsi bahan resistor, tegangan maksimum, dimensi resistor dan suhu maksimum hot spot yang diperbolehkan. Suhu maksimum hot spot adalah suhu dibagian resistor yang terpanas saat mendisipasi daya penuh pada suhu lingkungan. Daya maksimum yang dapat didisipasi resistor film tebal tiap satuan luas biasanya sudah ditujukkan oleh pembuat pasta resistor.
Tegangan maksimum(Vm) yang digunakan resistor yang disebut voltage rating yang bergantung pada power rating.
Nilai resistansi resistor akan berubah saat bekerja pada frekuensi tinggi. Tanggapan terhadap frekuensi tinggi disebabkan adanya induktansi dan kapasitansi parasitik dengan induktansi seri dengan resistansi dan kombinasi resistansi-induktansi paralel dengan kapasitansi yang dapat dilihat dalam Gambar 2.6. Gambar 6 Rangkaian setara Untuk Resistor pada Frekuensi Tinggi
Resistor menghasilkan noise listrik dalam bentuk fluktuasi tegangan bolak-balik pada saat tegangan searah digunakan. Noise resistor merupakan fungsi tegangan, dimensi fisik dan bahan yang terdiri atas noise termis dan noise arus.
Bahan yang digunakan sebagai lapisan resistor film tebal yaitu berbahan dasar Palladium. Faktor yang menentukan nilai resistansi resistor film tebal yaitu resistivitas lembaran (Rs) dan aspect ratio (l/w) yang dapat dilihat dalam Persamaan 2-6. Sehingga untuk memproses resistor film tebal dengan diketahuinya nilai Rs maka perlu untuk menentukan nilai aspect ratio yang berhubungan dengan dimensi resistor. Dengan ketebalan lapisan pasta resistor film tebal yang umum sebesar 0,0254 mm.
Untuk besarnya perbandingan panjang dan lebar(aspect ratio) yang akan dibuat sebesar 10/1,9/1,8/1,7/1,6/1,5/1,4/1,3/1,2/1,1/1,1/2,1/3. Dalam rancangan lebar dan panjang minimum sebesar 0,762 mm. Dengan aspect ratio yang dibuat dapat ditentukan lebar dan panjang resistor, dan dari nilai resistivitas lembaran (Rs) dengan aspect ratio dapat ditentukan nilai resistor dengan menggunakan Persamaan 2-6.
Pola yang akan dibuat yaitu rangkaian resistor dengan satu saluran konduktor yang dihubungkan ke setiap salah satu terminal resistor sehingga mempermudah dalam proses pengujian yang dapat dilihat dalam Gambar 7.
Pembuatan gambar rangkaian (artwork) menggunakan program
Auto-CAD versi 12 dengan ukuran yang sesuai dengan panjang dan lebar resistor
ditambah panjang untuk overlap resistor terhadap konduktor
sebesar minimal 0,508 mm. Pola konduktor mempunyai ukuran lebar
Gambar 7.
Rangkaian Resistor Dengan Konduktor sebesar 0,508 mm dan pad untuk
resistor dengan lebar sebesar 1,27 mm sehingga konduktor mempunyai daerah
lebih pada setiap sisi resistor (underlap) sebesar 0,254
mm (minimal 0,127 mm) yang dapat dilihat dalam Gambar 8. Sedangkan rangkaian
resistor yang sesuai dengan aturan perancangan pola untuk screen dapat
dilihat dalam Gambar 9. Jarak antar pad saluran keluar sebesar 0,762
mm.
Gambar 8. Pola Resistor dan Konduktor Gambar 9. Rancangan Rangkaian Resistor
Film Tebal
Dalam pemrosesan maka pasta konduktor film tebal terlebih dulu dilapiskan di atas substrat dengan proses screen printing kemudian dikeringkan. Selanjutnya bahan resistor dilapiskan dengan proses screen printing yang kemudian dikeringkan. Kemudian substrat yang telah dilapisi pasta konduktor dan resistor yang sudah dikeringkan selanjutnya dibakar. Dalam proses pembuatan ini sebagai bahan resistor digunakan pasta resistor berbahan dasar Palladium dan pasta Paladium-Perak (Pd-Ag) sebagai lapisan konduktor.
Screen printing bahan konduktor dan bahan resistor dilakukan dengan menggunakan sistem snap-off. Sedangkan peralatan yang digunakan yaitu peralatan screen printing di Laboratorium Prosesing Teknik Elektro UNIBRAW
Pengeringan cetakan dilakukan setelah proses printing. Terdiri atas dua tahap: tahap pertama dibiarkan pada suhu ruangan 25,6°C selama 10 menit dan tahap kedua pada suhu 150°C selama 10 menit.
Pembakaran dilakukan dengan menggunakan peralatan pembakaran VULCAN A-550 Waktu yang digunakan dalam proses pembakaran konduktor dan resistor adalah 10 menit pada suhu sebesar 850oC
Dari hasil proses pembuatan dan pengukuran resistor film tebal bahan Palladium maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
M. Julius St., Ika Atma, Sholeh Hadi Pramono
teubraw @mlg.mega.net.id