ASSI Newsletter |
Number 2, Volume I, October 1999 |
Program Pengembangan Satelit Micro Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional
Abstract
The rapid progress of electronics and information
technology in this decade brings components with advanced capability to
be miniaturized. It is understandable that many countries take benefit
of this advancement to develop their micro or small satellite program as
the project of Teledesic, Globalstar, Odessey, etc. Our neighbor countries,
which are relatively young in using satellites, are also not left behind.
They already started the micro or small satellite program like Malaysia
with Tiungsat, Singapore with Merlion project and Thailand with TMSat.
With above reasons it is justifiable if Indonesia
have to start develop its micro or small satellite program. This paper
illustrates the development of micro satellite program at the National
Institute of Aeronautics and Space of Indonesia (LAPAN). This program was
started officially in the year of 1998, although LAPAN has been researching
the development of satellite components since 1989 with the development
of rocket's mission payload program.
Pendahuluan
Program pengembangan satelit mikro di Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) secara resmi dimulai pada tahun 1998 dengan dikeluarkannya
Surat Perintah Deputi Ketua Bidang Pengembangan Teknologi Dirgantara, Nomor
: Sprint/171/IX/1998 tentang Pembentukan Tim Satelit Mikro Deputi Bidang
Pengembangan Teknologi Dirgantara Lapan. Tim tersebut terdiri dari seorang
Ketua merangkap anggota, seorang Sekretaris merangkap anggota dan 10 orang
anggota lainnya yang berasal dari berbagai macam disiplin ilmu dari beberapa
bidang yang ada di Lapan. Tim tersebut mempunyai tugas seperti berikut
:
-
Melaksanakan perencanaan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi
satelit mikro di Kedeputian Bidang Pengembangan Teknologi Dirgantara;
-
Membuat definisi misi dan melaksanakan tahapan penguasaan teknologi, yaitu
penentuan persyaratan operasi, konsep rekayasa, perancangan analisis dan
pengembangan prototip R&D satelit mikro;
-
Mengikuti perkembangan teknologi satelit dan penggunaannya, baik dalam
lingkup nasional, regional Asia-Pasifik maupun lingkup internasional.
Walau program pengembangan satelit mikro di Lapan ini baru diresmikan pada
tahun 1998, tetapi sesungguhnya Lapan telah memulainya sejak tahun 1989
yang lalu melalui program pengembangan payload roket untuk berbagai misi,
seperti misi pengindera dinamik, misi komunikasi, misi ilmiah, dsb. Oleh
karena itu, program pengembangan satelit mikro ini tidak dimulai dari nol
tetapi merupakan kelanjutan atau pengembangan dari program pengembangan
payload roket yang sudah ada sebelumnya.
Misi Pengembangan
Program pengembangan satelit mikro ini dimanfaatkan sebagai sarana uji
dan percontohan yang meliputi :
-
Sarana peningkatan know-how Sumber Daya Manusia,
-
Pilot project untuk Jaringan Komunikasi Paket Satelit (Jasipaksat), pengumpul
data meteo dan pilot project untuk low resolution remote sensing.
-
Engineering Test, seperti Uji Modul Penunjang, Uji Struktur Mekanik, Uji
Termal dan Uji Instrumen Misi.
-
Sarana pengembangan Fasilitas Ruas Bumi yang meliputi pengembangan stasiun
bumi penerima dan stasiun bumi pengontrol satelit.
Program Pengembangan
Program pengembangan satelit mikro Lapan meliputi pengembangan 7 (tujuh)
subsistem satelit seperti berikut :
-
PengembanganSubsistem Komando dan Penanganan Data
Misi : Telemetri, Proses Telecommand dan Kontrol Operasi Satelit
- Manajemen Sistem Satelit
- Kontrol Payload
- Komunikasi Stasiun Bumi
-
Pengembangan Subsistem Penentuan dan Kontrol Perilaku Satelit
Misi : Penentuan lokasi dan pengontrolan perilaku satelit
-
Pengembangan Subsistem Telekomunikasi Satelit
Misi : Disain dan pengembangan sistem telekomunikasi Satelit
-
Pengembangan sistem TT&C
-
Pengembangan sistem image data downlink
-
Komunikasi stasiun bumi
-
Pengembangan Subsistem Daya Satelit
Misi : Pengaturan, distribusi dan suplai daya ke subsistem satelit
dan pengembangan subsistem daya
-
Pengembangan Subsistem Muatan Satelit
Misi : Pengembangan muatan satelit untuk berbagai misi (komunikasi,
ilmiah, inderaja, dll)
-
Komunikasi digital (store and forward)
-
Observasi bumi dan Inderaja
-
Navigasi
-
Lingkungan Antariksa
-
Pengembangan Subsistem Struktur Mekanis Satelit
Misi : Disain dan manufacturing struktur mekanis satelit
-
Pengembangan Subsistem Ruas Bumi
Misi : Pengembangan stasiun bumi kontrol dan komando satelit sertta
stasiun bumi penerima satelit.
Ketujuh subsistem tersebut secara lengkap mencakup seluruh segmen sistem
satelit mikro/kecil, yaitu segmen antariksa (space segment) dan
segmen ruas bumi (ground segment). Arah dan prioritas dari program
ini tidak lain adalah kemampuan dan kemandirian penguasaan teknologi dari
ke-tujuh subsistem diatas dengan sasaran adalah prototip R&D satelit
mikro/kecil dari hasil rekayasa untuk misi-misi yang nantinya akan dapat
mendukung pemenuhan kebutuhan nasional.
Tahapan Pengembangan
Tahapan pengembangan merupakan suatu proses sistem rekayasa. Proses ini
harus merupakan proses iteraktif untuk menjamin prasyarat yang paling realistik
dan relevan dalam memperoleh hasil optimum dari disain wahana untuk mecapai
sasaran atau obyektif dari misi wahana tersebut. Oleh karena itu disain
yang akan dihasilkan merupakan hasil evolusi dari disain-disain yang berubah,
diperbaiki, dan disempurnakan sebelumnya dengan mempertimbangkan keuntungan
dan kerugian (trade-offs) dari semua prasyarat sistem.
Proses sistem rekayasa ini secara keseluruhan dibagi dalam beberapa
tahapan program (fase). Waktu total dari konsep awal sampai dengan peluncuran
dan pengoperasian dari suatu misi satelit mikro/kecil ini akan mencapai
3 tahun atau mungkin lebih, tergantung dari keadaannya misalnya faktor
pendanaan kurang mendukung sehingga program terpaksa berjalan lebih lama
dari yang direncanakan. Faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi siklus
yang direncanakan misalnya hambatan birokrasi, politik, dan keterbatasan
kesempatan peluncuran. Program satelit mikro/kecil ini secara garis besar
dibagi ke dalam beberapa tahapan sebagai berikut :
Tahapan ini memiliki sasaran:
-
Pemilihan konsep sistem yang optimum dan efektifitas biaya dari berbagai
macam pilihan.
-
Mendemonstrasikan kelayakan dari proyek dengan disain dan analisis.
-
Definisi pemecahan teknis sampai penjabarannya untuk menghasilkan kinerja
yang realistik, jadwal, rencana, dan biaya untuk tahapan-tahapan berikutnya.
Dalam tahapan ini, informasi pendahuluan dari misi, wahana peluncur
dan prasyarat muatan maupun spesifikasi target kinerja akan disediakan.
Waktu yang dibutuhkan adalah 2 (dua) bulan.
Tahapan ini berasosiasi dengan definisi dan disain secara terperinci.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah:
-
Definisi disain sistem dan subsistem yang cukup terperinci agar disain
utama dan tahapan pengembangan dapat diproses atau dijalankan dengan problematika
yang kecil atau minimum.
-
Produksi prasyarat subsistem dan spesifikasi disain, subsistem dan disain
peralatan dan rencana pengembangan jadwal program dan proposal untuk tahapan
berikutnya.
-
Mengawali dari kegiatan program berikutnya seperti pemesanan peralatan
atau disain terperinci dari bagian-bagian yang kritis.
Tahap perician disain ini memerlukan waktu 5 (lima) bulan.
-
Tahapan Pengembangan, Manufaktur, Integrasi, dan Test
Tahapan ini merupakan tahapan terpanjang, yang meliputi pengembangan,
manufaktur, integrasi dan test. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini
adalah:
-
Penyelesaian semua disain dan analisa.
-
Persiapan gambar-gambar manufaktur dan prosedur-prodedur khusus.
-
Penyelesaian semua pengembangan dan test kualifikasi.
-
Manufaktur dari perangkat keras wahana terbang dan test kelayakan.
Tahapan ini akan dilaksanakan dalam waktu sekitar 20 (dua puluh) bulan.
Tahapan ini berasosiasi dengan peluncuran, termasuk pengiriman wahana
ketempat peluncuran dan mendukung program peluncuran. Waktu yang dibutuhkan
untuk tahapan ini sekitar 3 (tiga) bulan, dengan asumsi bahwa peluncuran
satelit mikro/kecil Indonesia akan digunakan fasilitas Pigybag seperti
yang pernah ditawarkan sebelumnya.
-
Tahapan Persiapan Operasi Misi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah untuk mendukung operasi
orbit wahana/muatan. Kegiatan mencangkup saat peluncuran, transfer orbit,
data akusisi dari orbit yang beroperasi, pengaktifan misi, operasi-operasi
rutin, dan sebagainya. Tahapan ini diperkirakan akan membutuhkan waktu
sekitar 6 (enam) bulan.
Status dan Rencana
-
1998/1999 : Desain Awal
-
1999 – 2002 : Implementasi Komponen Satelit
-
2003 : Integrasi dan Pengujian
-
2004 : Prototipe Satelit Micro
Strategi Pengembangan
Tim satelit mikro Lapan yang dibentuk tahun 1998 berdasarkan SK Deputi
Ketua Bidang Pengembangan Teknologi Dirgantara Lapan bertindak selaku Tim
Proses yang mempunyai tugas untuk melaksanakan perencanaan kegiatan penelitian
dan pengembangan teknologi satelit dan membuat definisi misi serta melaksanakan
tahapan penguasaan teknologi, yaitu penentuan persyaratan operasi, konsep
rekayasa, perancangan analisis dan pengembangan prototip R&D satelit
mikro. Sedangkan pelaksanaan dan implementasi dari rancangan yang diuat
oleh Tim Proses akan dilakukan oleh Tim Product, yaitu oleh orang-orang
dan bidang-bidang terkait yang ada di lingkungan Kedeputian Pengembangan
Teknologi Dirgantara Lapan. Oleh karena itu, fasilitas penunjang untuk
implementasi dan pengujian seperti laboratoria, semuanya dilakukan pada
bidang/unit terkait tersebut. Untuk kebutuhan lainnya yang belum bisa dilakukan
dan belum ada di Lapan maupun di indonesia akan dimanfaatkan fasilitas
kerjasama luar negeri yang telah ada, seperti kerjasama dengan DLR Germany,
KAIST Sud Korea dan TU Berlin Germany serta CNES Perancis.
Pemanfaatan
Lebih jauh, program pengembangan satelit mikro Lapan ini mempunyai tujuan
untuk mendorong kemandirian dan optimasi pemanfaatan antariksa nasional
Indonesia melalui penggunaan satelit mikro dalam berbagai bidang seperti
:
-
Bidang Pendidikan, untuk membangun jaringan sistem informasi data
via satelit yang merupakan sarana pendidikan praktis pemanfaatan langsung
teknologi antariksa untuk lembaga pendidikan di seluruh Indonesia.
-
Bidang Kesehatan, melalui program Telemedicine yang merupakan percontohan
aplikasi untuk meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan
transmisi data yang diperoleh dari sensor-sensor yang murah dan mudah penggunaannya
ke unit-unit pemrosesan yang komplek pada pusat-pusat kesehatan.
-
Bidang Transportasi, melalui program pemantauan dan pelaporan yang
merupakan percontohan upaya mengoptimasikan route perjalanan bus, truk,
dan kapal sehingga biaya transportasi menjadi lebih murah.
-
Bidang Komunikasi, sebagai sarana percontohan komunikasi untuk daerah-daerah
pedesaan atau terpencil dengan infrastruktur yang saat ini belum memadai
atau belum ada sama sekali.
-
Bidang Meteorologi dan Pemantauan Bencana Alam, yaitu untuk percontohan
deteksi dini bencana alam dan pertolongan pertama – dengan memanfaatkan
sistem yang mengintegrasikan jaringan satelit misi komunikasi, penginderaan
dan misi ilmiah.
-
Bidang Penelitian Antariksa, misalnya penelitian ilmiah mengenai
ozon, perilaku matahari, dan penelitian luar angkasa dengan memanfaatkan
satelit mikro yang biayanya relatif murah dan proses persiapannya relatif
cepat.
Penutup
-
Seperti negara-negara lainnya, sudah saatnya pemerintah Indonesia untuk
memutuskan bahwa program pengembangan satelit mikro/kecil menjadi program
prioritas secara nasional;
-
Program pengembangan satelit mikro/kecil dapat dimanfaatkan sebagai sarana
peningkatan know-how Sumber Daya Manusia di bidang penguasaan teknologi
antariksa.
Jika program pengembangan satelit mikro/kecil ini mendapat dukungan
dari pemerintah dan berhasil dilaksanakan dengan baik, maka satelit mikro/kecil
ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong kemandirian dan optimasi pemanfaatan
antariksa nasional Indonesia dalam berbagai bidang seperti : bidang pendidikan,
kesehatan, transportasi, komunikasi, meteorologi, bidang penelitian antariksa,
dsb.
Referensi
[1] Laporan Rapat Kerja Antardep Dalam rangka Pembahasan dan Perumusan
Usulan Kesepakatan mengenai Kontribusi/ Partisipasi Indonesia dalam Implementasi
RESAP LAPAN, Jakarta, 8 Agustus 1995.
[2] Pokok-Pokok Hasil Rapat Kerja Antardep Dalam Rangka Penetapan Kebutuhan
dan Kontribusi Indonesia Dalam Proyek "Sharing of Small Satellite Data"
LAPAN, Jakarta, 25 Agustus 1995.
[3] Kontribusi dalam RESAP dan Pengembangan Teknologi Antariksa di
Indonesia, Laporan Ketua LAPAN / Sekretaris Dewan Penerbangan dan Antariksa
Nasional Republik Indonesia, kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua
BPP Teknologi/Wakil Ketua Depanri, Jakarta, 25 Agustus 1995.
[4] Keyes , Lorne A. "An Evolutionary Role for Small Comsats" 42nd
Conggres of the International Astronautical Federation, Montreal, October
1991.
[5] Stark, J. P. "Do Small Satellites Have a Commercial Future ?" 42nd
Conggres of the International Astronautical Federation, Montreal, October
1991
[6] Fortescue, P. and Stark, J. "Spacecraft System Engineering" John
Wiley and Sons, 1995
[7] Sweeting, M. N. The University of Surrey UoSAT-2 Spacecraft Mission
The Whitefrias Press Ltd., 1987
[8] Tim Antardep DEPANRI Kebijaksanaan Umum Pembangunan Kedirgantaraan
Jakarta, Pebruari 1998
[9] Hardhienata, S. Small Satellite Development and Its Applications
in Indonesia Proceedings SSTA-Working Group, ESCAP
Taejon, Sud Korea, 1996
[10] Tim Satelit Mikro Detekgan Laporan Intern LAPAN, Jakarta 1998/99
BIOGRAPHY
Soewarto Hardhienata
Ketua Tim Satelit Micro
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
E-mail : sh@mail.lapan.go.id
Edwin Winarno
Anggota Tim Satelit Micro
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
E-mail : edwin@mail.lapan.go.id
|
HOME | COVER |
© 1999 ELEKTRO
Online
All Rights Reserved.