Perkembangan ekonomi Cina yang pesat memaksa negara tersebut menyediakan energi listrik dalam jumlah besar untuk bertahun-tahun ke depan.Selain pembangkit listrik batubara yang tersebar di negara tersebut, Cina juga mengoptimalkan energi terbarukan, diantaranya adalah pembangkit listrik tenaga air.
Potensi energi air di Cina sangat besar, dan salah satunya adalah sungai Nu atau Salween. Sungai sepanjang 2.815 kilometer itu melintasi tiga negara, Cina, Burma dan Thailand.
Melihat potensi sungai dengan debit 4,876 m3/detik itu serta kebutuhan energi listrik Cina yang besar di masa depan, sebuah perusahaan listrik Huadian akhirnya telah mendapatkan ijin dari pemerintah Cina untuk membendung sungai itu guna menghasilkan listrik sebesar 21,3 GigaWatt. Rencana tersebut tertunda sejak tahun 2004, kemudian dikonfirmasikan kembali pada tahun 2009 dan akhirya mendapatkan ijin di tahun 2011. Proyeknya sendiri akan dilaksanakan selama lima tahun dari tahun 2011 hingga tahun 2015.
Jika proyek tersebut berjalan, maka beberapa dampak negatif seperti yang biasa terjadi pada pembangunan bendungan lain akan mengikutinya. Sebanyak kurang lebih 80 spesies satwa langka, seperti macan kumbang salju, kera hidung pesek serta lainnya akan tersingkir dari habitatnya dan punah. Selain itu, pasokan sungai yang juga menjadi sumber air bagi Burma dan Thailand akan sangat terpengaruh.
Meski proyek tersebut akan menghasilkan energi ramah lingkungan, tetapi prosesnya tetap menghilangkan ''keramahan'' tersebut, sama seperti proyek bendungan Three Gorges yang kontroversial. Menurut International River sungai Salween atau sungai Nu tersebut merupakan sungai terakhir yang mengalir bebas di Cina menuju Three Parallel Rivers World Heritage Site, situs pusat biodiversity Cina, dimana 6.000 spesies tanaman dan 25% spesies binatang di dunia, 13 etnik Cina yang terdiri dari 300.000 orang tinggal di dalamnya. |