Jika Anda saat ini memiliki laptop, pernahkan terpikir kapan laptop Anda akan berakhir di tempat pembuangan akhir? Seperti diketahui e-waste atau limbah elektronik masih menjadi masalah besar, terutama di negara-negara berkembang. Meski sebagian besar bahan laptop sudah bisa didaur ulang, tetapi proses daur ulang limbah tersebut diyakini masih membahayakan pekerja dan lingkungan sekitarnya. Selain itu logam, plastik dan papan sirkuit terkemas menjadi satu, yang untuk memisahkannya agar bisa didaur ulang memerlukan sumber daya -waktu, energi, biaya-- yang tidak sedikit.
Salah satu cara mengurangi laju pertambahan e-waste adalah dengan memperpanjang umur pakai laptop. Tetapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa perkembangan teknologi komputer sangat cepat. Karenanya, Autodesk --pembuat software desain-- dalam program ME310 Stanford University meminta semua mahasiswa peserta pelatihan desain industri untuk membuat desain produk elektronik yang mudah didaur ulang.
Salah satu yang dihasilkan dari program tersebut adalah laptop Bloom, yang bisa dibongkar hanya dengan tangan dalam sepuluh langkah dan 30 detik. Berbeda dengan laptop biasa yang membutuhkan tiga buah alat, 45 menit dan 120 langkah.
Jika laptop tersebut mudah dibongkar untuk didaur ulang, tentunya juga memudahkan pemiliknya untuk mengupgrade. Kemudahan-kemudahan tersebut jika diaplikasikan pada laptop generasi mendatang, memungkinkan pemiliknya memperpanjang umur pakai laptop serta mengurangi limbah e-waste. |