|
INSTRUMENTASI |
BMW Siap Produksi Mobil Ramah Lingkungan Seri i3 dan i8 |
2011-02-25 |
BMW meluncurkan sub merek baru berlabel BMW i, yang merupakan kelanjutan dari proyek i yang dimulai sejak tahun 2007.
Peluncuran sub merek itu merupakan komitmen BMW dalam memberikan solusi berkendara yang berkelanjutan, seperti yang diungkapkan Ian Robertson, salah satu top manajemen BMW, pada saat press release di Munich, Jerman, beberapa waktu lalu.
Sub merek baru itu akan dipasangkan pada mobil-mobil masa depan yang ramah lingkungan. Mobil-mobil itu adalah BMW i3, yang diambil dari konsep mobil Megacity dan BMW i8 yang mengacu pada mobil konsep Vision EfficientDynamics.
Megacity sendiri didesain sebagai kendaraan personal yang 100% elektrik. Megacity sendiri adalah terjemahan dari visi yang dimiliki pabrikan itu dimana menurut BMW sebagian besar populasi manusia akan berada di perkotaan di tahun 2050 dengan mode transportasi seperti Megacity, yang tentu saja tanpa melepaskan emisi gas rumah kaca.
Sementara Vision EfficientDynamics adalah konsep mobil sport hybrid berpenumpang 4 orang yang menggabungkan mesin diesel 3 silinder 2.400 cc dengan motor sinkron. Kombinasi kedua mesin itu mampu membawa mobil konsep tersebut menempuh jarak 100 kilometer dengan hanya mengkonsumsi bahan bakar sebanyak 3,76 liter. Jika mengandalkan pada baterai lithium ion yang butuh waktu 2,5 jam untuk mencapai kapasitas maksimalnya guna menggerakkan motor, maka jarak tempuhnya mencapai 50 kilometer. Tetapi berkat mesin 2.400 cc yang dipasangkan di bagian belakang mobil, jarak tempuhnya mencapai 650 kilometer.
Tidak hanya dari sisi emisi karbon dan efisiensi mesinnya yang menjadi perhatian BMW, tetapi arsitektur yang digunakan pada mobil-mobil BMW i akan mengadopsi teknologi rangka LifeDrive. LifeDrive sendiri merupakan konsep yang dibuat BMW mengakomodasi muatan yang nantinya akan dibawa oleh mobil-mobil BMW. Modul Drive akan menampung baterai dan mesin, sedangkan pengemudi dan penumpang akan berada dalam modul Life yang terbuat dari plastik yang diperkuat dengan serat karbon.
Rencananya mobil-mobil seri "i" yang akan dibuat di salah satu pabrik BMW di Leipzig, Jerman tersebut akan segera dipasarkan pada tahun 2013. |
Oleh : greenlover |
Sumber : planethijau.com |
Lemari Pendingin Tanpa Listrik Pertahankan Suhu Selama 10 Hari |
2011-02-04 |
Saat ini lemari pendingin sudah banyak digunakan di setiap rumah. Selain pengkondisi udara, lemari pendingin ini juga merupakan salah satu penyerap energi listrik terbesar karena bekerjanya yang 24 jam non-stop.
Tapi bagaimana jika ada lemari pendingin yang cukup seminggu sekali menyerap energi listrik untuk mendinginkan kompartemen di dalamnya? Tentunya akan menjadi alternatif yang paling baik sebagai pengganti lemari pendingin yang ada saat ini.
Saat ini sebuah perusahaan True Energy sudah membuatnya. Teknologi Sure Chill yang dimiliki perusahaan tersebut memanfaatkan semaksimal mungkin polyurethane densitas tinggi sebagai penyekat. Selain itu, sebuah ''teknologi bahan fasa perubahan'' yang inovatif --True Energy tidak merahasiakan detilnya-- mampu menyimpan energi hingga saatnya diperlukan.
Sebenarnya, lemari pendingin tersebut hanya memerlukan waktu kurang lebih 5 jam per harinya untuk bisa mengisi ulang. Sekali terisi penuh, maka material rahasia yang digunakannya akan bekerja menjaga suhu kompartemen tetap stabil hingga sepuluh hari ke depan. Kemampuan ini menjadikan lemari pendingin tersebut mampu mendinginkan secara konsisten tanpa mempedulikan hilangnya pasokan listrik.
Selain itu, lemari pendingin itu juga dilengkapi dengan sistem monitor cerdas yang akan mendeteksi keberadaan obyek yang bersuhu hangat di dalam kompartemennya dan bereaksi dengan mengeluarkan panas yang timbul, dan menjaga suhunya tetap di antara 4oC dan 6oC. Sementara produk lain, menurut True Energy, seringkali membekukan beberapa obyek saat berusaha menjaga suhu yang benar bagi obyek-obyek tersebut.
Meski True Energy menerapkan teknologi tersebut pada desain lemari pendingin untuk menyimpan vaksin, tetapi tidak menutup kemungkinan lemari pendingin yang mempunyai efisiensi energi dua kali lebih baik dibandingkan produk serupa itu akan bisa diterapkan pada lemari-lemari pendingin lainnya. |
Oleh : rahman budi |
Sumber : planethijau.com |
Baju Pengganti Baterai |
|
Media penyimpan energi hingga kini memang belum menemukan bentuknya yang ideal. Ukurannya yang besar dan berat masih menjadi salah satu kendala. Sementara perangkat elektronika bergerak kini cenderung mengalami penyusutan ukuran dengan kebutuhan energi listrik yang juga semakin berkurang. Dengan kondisi ini, maka media penyimpan energi yang ada haruslah mengikuti ukuran perangkat elektronik yang disuplainya.
Sebuah tim riset yang terdiri dari Zhong Lin Wang dari Georgia Institute of Technology di Atlanta, Amerika Serikat dan Jong Min Kim dari Samsung Electronics belum lama ini memperkenalkan prototip media penyimpan energi yang fleksibel dan bisa diitegrasikan dengan kain.
Seperti yang dikutip dari jurnal Angewandte Chemie, media yang lebih tepat disebut supercapacitor itu mempunyai efisiensi yang tinggi. Supercapacitor yang dibuat dari kawat nano berbahan seng oksida tersebut di''tumbuh''kan ke dalam serat kain. Seng oksida memiliki kelebihan dibanding bahan supercapacitor lainnya, yaitu sifatnya yang mudah di''tumbuh''kan di berbagai substrat pada suhu di bawah 100 °C, selain tentunya biokompatibel dan ramah lingkungan.
Supercapacitor memang bisa menjadi alternatif lain selain baterai. Kemampuannya untuk diisi ulang berulang kali dan waktu pengisian muatan listrik yang sangat singkat menjadikannya menarik untuk dikembangkan lebih jauh agar mempunyai kemampuan menyimpan energi listrik yang lebih lama.
Aplikasi lebih menarik dari supercapacitor temuan terbaru tersebut adalah jika dikombinasikan dengan serat generator nano fleksibel yang juga dikembangkan sebelumnya oleh Zhong Lin Wang dengan timnya, maka akan memberikan hasil akhir berupa baju yang mampu menghasilkan dan menyimpan energi listrik yang dihasilkannya untuk kemudian digunakan oleh pemakai baju untuk mengisi perangkat elektronik kecil seperti telepon genggam, pemutar MP3 ataupun sensor untuk berbagai aplikasi. |
Oleh : rahman budi |
Sumber : planethijau.com |
Seoul Akan Operasikan Bis Listrik di Rute Komersial |
2010-12-31 |
Bis listrik komersial tidak lama lagi akan banyak dijumpai di Korea Selatan, tepatnya di Seoul. Pemerintah kota Seoul mengumumkan pengoperasian bis-bis listrik pada rute-rute komersial tersebut sebagai yang pertama di dunia, meskipun tidak demikian kenyataannya. Di Perancis, bis-bis sejenis telah beroperasi sejak tahun 2008, sementara di Laos, sejak tahun 2009 negara tersebut telah melakukannya.
Bis listrik yang dikembangkan oleh Hyundai Heavy Industries dan Hankuk Fiber bisa menempuh jarak 83 kilometer dengan sekali pengisian baterai. Kecepatan maksimumnya mencapai 100 kilometer per jam. Baterai lithium ion yang digunakan di dalamnya bisa diisi ulang dalam waktu 30 menit. Selain itu seperti layaknya mobil listrik lainnya, setiap energi yang terbuang pada saat pengereman dimanfaatkan kembali.
Untuk mengurangi beratnya, bodi bis dibuat dari bahan komposit karbon. Pelat baja yang umum digunakan untuk kendaraan jenis ini tidak digunakan lagi, sementara bahan komposit karbon yang digunakan sudah mempunyai ketahanan yang lebih dari cukup.
Rencananya pemerintah kota Seoul akan menggantikan 14 bis konvensional dengan bis listrik. Lebih jauh lagi untuk mencapai target sebagai Smart City, sebanyak 120.000 kendaraan listrik akan digunakan di kota tersebut pada 2020. |
Oleh : greenlover |
Sumber : planethijau.com |
Honda Luncurkan Program Untuk Mengenali Berbagai Aspek Dalam Teknologi Mobil Listrik |
2010-12-31 |
Jika ingin melongok perkembangan teknologi mobil listrik dan pernak-perniknya, salah satu negara yang bisa ditengok adalah Jepang. Negara dengan beberapa produsen mobil yang sudah mulai memproduksi mobil listrik dan hybrid tersebut bergerak cepat dalam memfasilitasi teknologi mobil listrik.
Honda menjadi salah satu yang bisa bekerja sama dengan pemerintahan kota di negara tersebut untuk membangun fasilitas stasiun isi ulang baterai bagi mobil listrik produknya. Fasilitas yang merupakan program uji coba --Honda menyebutnya Total Energy Management-- tersebut merupakan sebuah sistem yang akan menyuplai energi listrik bagi rumah tinggal dan komunitas, sekaligus mendorong gaya hidup yang rendah karbon.
Dalam program itu, Honda menyertakan mobil-mobil listrik, hybrid, skutrik dan sebuah kendaraan kecil mirip skuter beroda empat yang mereka namakan Monpal ML200. Semua kendaraan listrik dan hybrid tersebut akan menempati fasilitas yang dibangun di beberapa lokasi di Saitama setelah tercapainya kesepakatan dengan pemerintah kota tersebut.
Selain managemen energi, fasilitas yang rencananya dibangun di Saitama, Kumagaya and Chichibu tersebut juga akan menjadi sarana untuk menguji efektifitas pembangkit listrik tenaga surya dan sumber energi terbarukan lainnya serta telematika dan komunikasi yang maju.
Sebelumnya Honda juga telah meluncurkan program Electric Vehicle Demonstration Program di beberapa tempat di Amerika Serikat, seperti Torrance di California, Stanford University dan Google. Setiap lokasi mendapatkan sebuah satu mobil Honda Fit listrik sebagai salah satu bagian dari pengujian.
Berkaitan dengan Electric Vehicle Demonstration Program, presiden dan CEO Honda Motor Co, Inc menyatakan bahwa program tersebut lebih dimaksudkan untuk mengetahui berbagai tantangan dan kesempatan yang mungkin timbul dari pergeseran teknologi mobil konvensional ke mobil listrik. |
Oleh : greenlover |
Sumber : planethijau.com |
Cukup Dengan Dikayuh, Konsep Peralatan Dapur R2B2 Bisa Bekerja Tanpa Perlu Listrik |
2010-11-29 |
Di era modern seperti sekarang, tidak bisa dipungkiri listrik sudah menjadi kebutuhan primer. Hampir semua peralatan kerja, lampu penerangan atau bahkan perangkat hiburan membutuhkan listrik sebagai sumber energinya.
Tapi bagi Christoph Thetard, seorang mahasiswa di Bauhaus University, Jerman, ketergantungan terhadap listrik bukanlah hal mutlak. Untuk mendapatkan gelar Diploma in Product Design, ia telah mengembangkan sebuah mesin mekanik sederhana yang mampu mengoperasikan semua peralatan dapur, mulai dari penggiling kopi, blender dan peralatan lainnya tanpa memerlukan kehadiran listrik.
R2B2, nama yang diberikan kepada mesin buatannya tersebut mengandalkan sebuah flywheel atau roda gila berukuran relatif besar untuk menyimpan energi sementara. Sebuah pedal digunakan untuk mengayuh roda gila untuk menghasilkan kecepatan 400 rpm atau setara dengan daya listrik 350 Watt. Jika kecepatan roda gila mulai menurun, maka pedal dapat dikayuh kembali tanpa memerlukan energi yang besar.
R2B2
Konsep peralatan dapur yang tidak lagi tergantung pada listrik.
Christoph Thetard juga mendesain mesin tersebut dengan beberapa kecepatan yang bisa diatur melalui sebuah knop layaknya pengatur roda gigi pada sepeda balap atau touring. Nantinya pengguna bisa mengatur kecepatannya menjadi tinggi, rendah atau bahkan netral.
R2B2 tersebut oleh Christoph Thetard didesain bersifat sustainable alias berkelanjutan. Artinya mesin tersebut bisa digunakan hanya dengan sedikit perawatan dan berumur pakai yang lebih panjang, mengingat material yang digunakan untuk membentuk mesin tersebut terbuat dari kayu yang diminyaki, stainless steel, keramik dan silikon untuk belt, bahkan rantainyapun tidak perlu diminyaki.
Thetard menambahkan bahwa meski dari sisi desain dan prototip yang dibuat bisa bekerja dengan baik, namun masih diperlukan banyak optimalisasi untuk mendapatkan efisiensi kinerja yang lebih baik. R2B2 rencananya akan dipamerkan di event Ambiente Talents Februari dan di Milan pada April tahun depan. |
Oleh : hanaa fitari |
Sumber : planethijau.com |
Aplikasi Ponsel Baru Bantu Hindari Kanker Kulit |
2010-11-29 |
Jakarta (ANTARA News) - Orang Australia menikmati sinar matahari musim panas sekarang, dan bisa tahu kapan harus menutup kulitnya serta menghindar dari potensi terkena kanker kulit akibat sinar ultraviolet.
Terima kasih untuk aplikasi baru iPhone!
Australia adalah salah satu negara dengan tingkat penderita kanker kulit tertinggi di dunia, dengan lebih 1.850 orang meninggal karena itu setiap tahun, lebih tinggi dari angka kematian karena kecelakaan di jalan, menurut Dewan Kanker Australia.
Dua dari tiga orang Australia didiaknosis terkena kanker kulit pada usia 70 tahun.
"Apa yang kami temukan adalah banyak orang yang menggunakan temperatur dan cuaca untuk memprediksi kapan mereka membutuhkan pelindung (menghindari) matahari, tapi sungguh ultraviolet (UV) masalahnya--dan anda tidak dapat melihat itu atau merasakannya," kata Sue Heward, manajer Sun Smart di Dewan Kanker.
Untuk mengatasi hal ini, juga untuk menjangkau orang-orang muda yang cenderung kurang ketat dalam perlindungan dari matahari, dewan mengembangkan aplikasi gratis yang menyediakan ramalan cuaca harian, termasuk tingkat UV maksimum.
Aplikasi ini memiliki fungsi alert (peringatan) dan menggunakan global positioning systems (GPS0 untuk secara otomatis menyesuaikan diri dengan lokasi pengguna, menunjukkan waktu kapan pelindung matahari dibutuhkan--sebagai satu peringatan (warning) UV otomatis--dan pedoman tingkat UV.
"Yang menyenangkan tentang aplikasi tersebut adalah perangkat itu di saku anda, anda tidak harus pergi ke komputer anda atau membuka kertas untuk memeriksa," kata Heward, menekankan bahwa ini membuatnya sangat berguna terutama bagi orang-orang yang bekerja di luar rumah dalam waktu lama dan sangat berisiko.
Aplikasi SunSmart tersedia gratis untuk didownload.
Dewan juga telah menyusun widget web UV Alert diperuntukkan bagi organisasi, seperti klub-klub olahraga, demikian dilaporkan Reuters. |
Oleh : Lukisatrio |
Sumber : antaranews.com |
Komposisi benang berdasarkan Carbon Nanotube (CNT) yang Anti-gores, sangat konduktif dan berkekuatan tinggi. |
2010-10-12 |
Benang Carbon Nanotube (CNT) yang berkekuatan tinggi dan konduktif sangatlah menarik dalam banyak aplikasi yang berpotensial.
Namun, ada kesulitan saat bersamaan meningkatkan kekuatan dan konduktivitas benang CNT. Menambahkan beberapa polimer ke benang CNT untuk meningkatkan kekuatan mereka akan mengurangi konduktivitas mereka, sementara memperlakukan mereka dengan asam atau melapisi nya dengan logam nanopartikel untuk meningkatkan konduktivitas mereka akan mengurangi kekuatan mereka.
Untuk mengatasi kesulitan ini, ada sebuah metode untuk membuat benang berkomposit berbasis CNT yang kekuatan tinggi dan sangat konduktif dengan menggunakan Benang CNT superaligned (SACNT) secara berkelanjutan sebagai kerangka kerja konduktif dan kemudian memasukkan polivinil alkohol (PVA) ke dalam ruang intertube dari kerangka melalui PVA / solusi sulphoxide dimetil untuk meningkatkan kekuatan benang.
Komposit benang ini fleksibel, ringan, anti gores, sangat stabil di lingkungan laboratorium, dan tahan terhadap lingkungan yang sangat lembab dan sebagai hasilnya dapat ditenun menjadi benang yang berkekuatan tinggi dan tahan panas, hal ini berpotensial di aplikasi seperti rompi tahan peluru, pakaian pelindung radiasi, dan pakaian antariksa.
|
Oleh : admin |
Sumber : pubs.acs.org |
Proyek ITS (Intelligent Transportation System di Jepang) |
|
Di Jepang, sebuah negara dengan populasi 120 juta dan lebih dari 70 juta kendaraan lalu lalang setiap harinya, sekitar 1 juta orang menjadi korban kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya. Selain itu, kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh peningkatan jumlah lalu lintas telah mengakibatkan kerugian waktu sebesar 5.3 miliar jam setiap tahunnya, ini setara dengan kerugian ekonomis sekitar 12 trilliun yen. |
Oleh : Sigit P W Jarot |
Sumber : inst43.html |
Teknik Kalibrasi Surveymeter Radiasi |
|
Untuk memantau adanya radiasi pengion, manusia memerlukan instrumentasi khusus yang peka terhadap
berbagai jenis radiasi. Untuk keperluan tersebut, kini telah banyak diperkenalkan berbagfai jenis instrumentasi radiasi yang dapat dipakai utnuk berbagai keperluan . |
Oleh : Mukhlis Akhadi |
Sumber : inst42.html |
|
|