ElektroIndonesia.Com
Kamis, 21 November 2024
-- Komputer
  Julukan Super Komputer Tercepat Sejagad Kini Milik China
  ME310 Hasilkan Konsep Laptop Dengan Desain Ramah Lingkungan
  Anton Supercomputer - Mesin simulasi gerakan protein dengan besaran milidetik
  Intel Kembangkan Komputer Pembaca Pikiran
  Perancangan Aplikasi Persedian Barang pada Personal Digital Assistant (PDA) dengan Menggunakan NS-Basic
-- Komunikasi
  Musik dan Warna Bisa Cerdaskan Anak
  Menelepon Kini Bisa Dilakukan via Gmail
  Pengenalan untuk Next Generation Networks
  Elemen Perancangan Sistem Kabel Coaxial pada pada Jaringan HFC
   Perencanaan Daya Pancar BTS untuk Sistem GSM pada Jalur Kereta Api Jakarta-Bandung
-- Kontrol/Kendali
  Turbin Angin Masa Depan Harus Mampu Terbang
  Sebuah pengalaman dalam upaya mewujudkan capacity building di bidang Sistem Instrumentasi dan Kendali reaktor nuklir
  Sebuah pengalaman dalam upaya mewujudkan capacity building di bidang Sistem Instrumentasi dan Kendali reaktor nuklir
  Pengaturan Lampu Lalulintas Berbasis Fuzzy Logic
  Pengaturan Lampu Lalulintas Berbasis Fuzzy Logic
ENERGI
Scenedesmus, Sumber Bahan Bakar Bio Sekaligus Penetralisir Air Limbah
2011-02-25

Jika berkaitan dengan bahan bakar bio, fasilitas pengolahan air limbah bisa jadi merupakan tempat dan terakhir untuk dipertimbangkan. Tetapi tidak demikian halnya dengan sekelompok ilmuwan dari Rochester Institute of Technology.

Para peneliti di perguruan tinggi tersebut saat ini sedang memanfaatkan algae dari jenis Scenedesmus untuk membersihkan air limbah dari zat-zat yang umum terkandung di dalamnya seperti amonia, nitrat, dan fosfat.

Metode ini menurut mereka dua kali ramah lingkungan. Yang pertama, selain algae membantu menetralisir kandungan bahan-bahan, seperti telah disebutkan sebelumnya, ganggang air ini juga merupakan alternatif sumber bahan bakar bio.

Dalam uji cobanya bersama Environmental Energy Technologies di fasilitas pengolahan air limbah di Irondequoit, New York, semua kandungan amonia, 88% nitrat dan 99% fosfat hilang dari air dimana algae tersebut ditumbuhkan. Environmental Energy Technologies merupakan divisi di bawah laboratorium pemerintah AS, Lawrence Berkeley National Laboratory dan menangani riset teknologi energi yang tidak berdampak negatif pada lingkungan.

Saat ini tim riset tersebut berhasil memperbanyak 113 liter algae di laboratorium menjadi 378 liter algae di fasilitas yang dimiliki Environmental Energy Technologies. Rencananya mereka akan meningkatkan produksi alganya sebesar 10 kali lipat dari yang telah dicapai sebelumnya atau sekitar 3.785 liter.

Jika demikian halnya, maka budi daya algae tidak lagi harus di kolam-kolam khusus, cukup di penampungan dan tempat air limbah yang ada.

Oleh : liveonearth
Sumber : planethijau.com
21,3 GigaWatt Energi Bersih Dari Hancurnya Ekosistem di hasilkan Cina
2011-02-04

Perkembangan ekonomi Cina yang pesat memaksa negara tersebut menyediakan energi listrik dalam jumlah besar untuk bertahun-tahun ke depan.Selain pembangkit listrik batubara yang tersebar di negara tersebut, Cina juga mengoptimalkan energi terbarukan, diantaranya adalah pembangkit listrik tenaga air.

Potensi energi air di Cina sangat besar, dan salah satunya adalah sungai Nu atau Salween. Sungai sepanjang 2.815 kilometer itu melintasi tiga negara, Cina, Burma dan Thailand.

Melihat potensi sungai dengan debit 4,876 m3/detik itu serta kebutuhan energi listrik Cina yang besar di masa depan, sebuah perusahaan listrik Huadian akhirnya telah mendapatkan ijin dari pemerintah Cina untuk membendung sungai itu guna menghasilkan listrik sebesar 21,3 GigaWatt. Rencana tersebut tertunda sejak tahun 2004, kemudian dikonfirmasikan kembali pada tahun 2009 dan akhirya mendapatkan ijin di tahun 2011. Proyeknya sendiri akan dilaksanakan selama lima tahun dari tahun 2011 hingga tahun 2015.

Jika proyek tersebut berjalan, maka beberapa dampak negatif seperti yang biasa terjadi pada pembangunan bendungan lain akan mengikutinya. Sebanyak kurang lebih 80 spesies satwa langka, seperti macan kumbang salju, kera hidung pesek serta lainnya akan tersingkir dari habitatnya dan punah. Selain itu, pasokan sungai yang juga menjadi sumber air bagi Burma dan Thailand akan sangat terpengaruh.

Meski proyek tersebut akan menghasilkan energi ramah lingkungan, tetapi prosesnya tetap menghilangkan ''keramahan'' tersebut, sama seperti proyek bendungan Three Gorges yang kontroversial. Menurut International River sungai Salween atau sungai Nu tersebut merupakan sungai terakhir yang mengalir bebas di Cina menuju Three Parallel Rivers World Heritage Site, situs pusat biodiversity Cina, dimana 6.000 spesies tanaman dan 25% spesies binatang di dunia, 13 etnik Cina yang terdiri dari 300.000 orang tinggal di dalamnya.

Oleh : liveonearth
Sumber : planethijau.com
Selangkah Lagi Bensin Sintetis Tanpa Emisi Karbon Siap Gantikan Bensin Berbasis Minyak Bumi
2011-02-01

Harga bensin, di berbagai belahan dunia saat ini secara perlahan mengalami kenaikan. Tetapi meski demikian, mobil-mobil yang masih menggunakan mesin konvensionalnya juga masih banyak berlalu lalang di jalanan. Artinya bensin masih menjadi bahan bakar yang diandalkan meski emisi karbonnya semakin memperburuk pemanasan global.

Barangkali dengan latar belakang itulah, Cella Energy, sebuah perusahaan di Inggris mengembangkan bahan bakar sintetik, yang jika dipasarkan komersial hanya akan berharga 1,5 US dolar per gallon atau sekitar 0,4 US dolar per liternya.

Teknologi bensin sintetis tersebut dikembangkan dari hydrida kompleks. Selama empat tahun program riset tersebut dilakukan di Rutherford Appleton Laboratory dan dirahasiakan.

Teknologi yang dimiliki Cella Energy, merupakan teknologi yang mengandalkan pada bahan dengan densitas energi tinggi dan membungkusnya dengan teknik pembuatan struktur nano atau dikenal dengan coaxial electrospraying.

Stephen Voller, CEO Cella Energy, menjelaskan bahwa perusahaannya telah mengembangkan butiran-butiran yang bisa digunakan mobil dengan bahan bakar bensin. Butiran-butiran mikro yang dikembangkan perusahaan itu merupakan material berbasis hidrogen yang juga lebih aman ditangani dibandingkan dengan bensin.

Dengan teknologi tersebut, Cella Energy yakin bahwa mobil-mobil konvensional bisa menggunakan bahan bakar sintetis baru yang dikembangkannya tanpa perlu melakukan modifikasi.

Oleh : greenlover
Sumber : planethijau.com
Baterai Lithium Ion Yang ''Terinfeksi'' Virus, Menyimpan Energi 10 Kali Lebih Banyak
2010-12-18

Teknologi baterai berkembang sangat cepat. Lithium ion yang saat ini menjadi baterai favorit namun harganya relatif mahal, kemungkinan kelak bisa diproduksi dengan harga yang lebih murah.

Mahalnya baterai jenis itu tidak lepas dari digunakannya material yang digunakan untuk mengikat elektroda ke permukaan bahan logam yang digunakan secara tegak lurus. Tetapi satu tim riset di University of Maryland, Amerika Serikat, berhasil membuat sebuah baterai ''yang terinfeksi''.

''Terinfeksi'' barangkali merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan baterai tersebut. Pasalnya baterai yang dikembangkan tim tersebut menggunakan virus yang seringkali merusak tembakau atau dikenal dengan tobacco mosaic virus.

Virus yang direkayasa secara genetik tersebut digunakan sebagai pengganti material yang berfungsi untuk mengikat elektroda dengan permukaan logam baterai dalam pola tertentu. Dengan virus ini, pola yang dihasilkan kemudian dilapisi dengan material film tipis yang bersifat penghantar, seperti nikel.

Menurut tim tersebut, metode yang mereka gunakan 100% aman. Virus baru hasil rekayasa genetika tersebut berubah menjadi tidak berbahaya ketika dihubungkan dengan pelat elektroda. Hasilnya, jumlah material aktif yang bertugas mengumpulkan ion-ion lithium juga meningkat secara efektif, yang berarti meningkatnya kemampuan menyimpan energi, sekitar 10 kali lipat.

Oleh : rahman budi
Sumber : planethijau.com
Cina Akan Bangun Pembangkit Listrik BioGas Terbesar Pertama di Dunia
2010-12-07

Jika suatu negara menjadi produsen susu sapi untuk memenuhi tingkat konsumsi nasionalnya yang tinggi, maka selain peningkatan gizi sebagai hal positifnya, negara tersebut juga menjadi kontributor emisi gas rumah kaca. Pasalnya, kotoran sapi yang ada di semua peternakan berpotensi melepas gas metan ke atmosfir setelah mengalami penguraian oleh bakteri.

Barangkali Cina yang akan menjadi negara pertama kali di dunia yang memanfaatkan kotoran sapi menjadi listrik dalam skala besar. Kemungkinan apa yang dilakukan oleh Huishan Dairy sebagai salah satu produsen susu besar di negara tersebut bisa menjadi contoh bagi industri susu, khususnya di Cina dan negara-negara lain.

Sebagai salah satu produsen susu sapi besar, Huishan Dairy mengimpor sekurangnya 3.000 ekor sapi dari Australia untuk menjamin ketersediaan produksi susunya. Sekurangnya 250.000 ekor sapi dimiliki perusahaan itu dan menjadi potensi menjanjikan untuk menghasilkan energi listrik sekaligus menekan emisi gas rumah kaca, tetapi untuk pembangkit ini Huishan Dairy hanya memerlukan 60.000 ekor sapi.

Rencananya Huishan Dairy akan membangun pembangkit listrik dengan mesin GE Jenbacher 420 yang memanfaatkan gas metan hasil dari kotoran sapi. Tidak ada yang istimewa dari proses produksi gas metan tersebut, karena metodanya juga masih menggunakan bakteri anaerobik untuk mengurai kotoran sekaligus menghasilkan metan dalam sebuah digester tertutup, kecuali listrik yang dihasilkannya akan sebesar 5,6 MegaWatt. Kurang lebih 3.500 rumah di sekitarnya akan menerima listrik yang menghabiskan 20 juta m3 biogas pertahunnya.

Oleh : wedha augusta
Sumber : planethijau.com
Potensi Indonesia membangun 30 Reaktor Nuklir
2010-11-24

Pangkalpinang (ANTARA News) - Staf Ahli Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Dr Wawan Purwanto, mengemukakan, Indonesia memungkinkan membangun 30 lebih reaktor nuklir karena memiliki potensi besar yang didukung faktor geologi dan bahan baku yang memadai.

"Setiap provinsi di Indonesia mimiliki potensi untuk dibangun reaktor nuklir karena bahan bakunya banyak dan secara geologi cukup mendukung," katanya di Pangkalpinang, Senin.

Ia menjelaskan, saat ini baru terdapat tiga reaktor nuklir di Indonesia yaitu di Serpong, Jogja dan Bandung dengan daya sekitar 90 Mega Watt.

"Satu reaktor itu memiliki kekuatan daya 30 Megawa Watt untuk pertanian dan kesehatan, sementara untuk nuklir bisa mencapai 10 ribu Mega Watt untuk satu reaktor," katanya.

Ia mengatakan, Korea saja yang luas negaranya hanya seper tiga Pulau Jawa bisa memiliki sebanyak 20 reaktor nuklir dan Cina sudah membangun 30 reaktor.

"Sementara Indonesia baru punya tiga reaktor dengan skala kecil, padahal setiap provinsi memungkinkan untuk dibangun reaktor nuklir," ujarnya.

Ia menjelaskan, energi tenaga nuklir sangat murah, tidak rawan pencemaran dan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) cukup menyediakan areal seluas 25 hektare.

"Babel sudah ditetapkan tapak PLTN di Kabupaten Bangka Barat, provinsi ini akan lebih cepat maju jika PLTN berhasil dibangun," ujarnya.

Menurut dia, pro kontra terhadap pembangunan PLTN dan adanya ketakutan masyarakat karena ketidaktahuan tentang pentingnya energi ini.

"Kalau pihak PLN sudah mendukung sepenuhnya karena yang mengelolanya PLN dan tentu mereka profesional," ujarnya.

Sampai saat ini, pihaknya terus mendorong pemerintah untuk membangun PLTN dan mengharapkan setiap provinsi punya reaktor nuklir agar lebih cepat berkembang dan maju.

"Di negara-negara maju sudah mengembangkan nuklir ini karena sangat penting dan lebih murah dibanding energi lain," katanya.

Oleh :
Sumber : antaranews.com
Rencana baru 5 tahun China - Tenaga Angin sebesar 90 Gigawatt
2010-11-11

Rencana baru lima tahun China untuk energi terbarukan akan mencakup janji untuk meningkatkan kapasitas tenaga angin sampai 90 gigawatt dan juga membendung bendungan sungai Nu yang dilindungi UNESCO di provinsi barat daya Yunnan, menurut China Securities Journal.

Mengutip informasi yang diperoleh dari China Energi Nasional Administrasi, mengatakan rancangan rencana, yang mencakup periode 2011-2016, telah disampaikan kepada departemen pemerintah lainnya untuk konsultasi.

Target angin akan terpenuhi sebagian oleh pembangunan tujuh proyek tenaga angin 10 GW, lima di antaranya diharapkan akan selesai sebelum 2016.

Proposal sebelumnya yaitu membendung Sungai Nu untuk menghasilkan listrik disimpan setelah intervensi dari PM Wen Jiabao, tetapi Cina sekarang ingin meningkatkan pembangunan hidro di barat daya dalam rangka meningkatkan proporsi energi terbarukan hingga 15 persen pada tahun 2020.

Rencana lima tahun itu juga akan mencakup komitmen untuk mempercepat pembangunan bendungan di Sungai Jinsha, bagian hulu Sungai Yangtze juga terletak di Yunnan.

Target untuk meningkatkan kapasitas surya photovoltaic untuk 5 gigawatt pada akhir 2016 juga akan ditetapkan.

Rencana itu akan mendorong sistem kuota daya terbarukan yang memaksa grid lokal untuk membeli proporsi tertentu dari listrik mereka dari sumber energi bersih.

Hal ini juga akan mencakup kebijakan untuk membangun grid mampu memberikan daya terbarukan untuk pelanggan.

Rencana ini diharapkan akan selesai dan diterbitkan pada bulan Maret 2011.

Oleh : admin
Sumber : energytribune.com
Baterai Isi Ulang Masa Depan Setipis Kertas
2010-09-28

Teknologi baterai lithium masih terus meningkat dan masih terus akan dikembangkan oleh manusia. Dibuktikan oleh ilmuwan-ilmuwan ini.

Lithium ion hingga kini masih menjadi teknologi baterai yang paling banyak digunakan. Selain dimensinya yang lebih kompak, kemampuannya untuk diisi ulang berulang kali lebih banyak dengan tetap mempertahankan kapasitas penyimpanannya, energi listrik yang bisa disimpan juga jauh lebih besar dengan dimensi baterai yang kecil.

Kini kelebihan baterai tersebut akan bertambah lagi. Para peneliti di Stanford University kini berhasil membuat baterai tersebut setipis kertas dan tetap bisa diisi ulang, sama halnya dengan yang dilakukan oleh ilmuwan India dan Jepang.

Dalam hasil riset yang dipublikasikan oleh American Chemical Society dalam jurnal ACS Nano, ahli-ahli material yang terdiri dari Liangbing Hu, Hui Wu dan Yi Cui melapisi sebuah kertas biasa pada kedua sisinya dengan lapisan tabung-tabung berukuran nanometer yang terbuat dari karbon. Kemudian lapisan tipis senyawa lithium yang mengandung logam.

Dengan desain tersebut maka lapisan lithium berfungsi sebagai elektroda dan lapisan tabung nano berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik. Kertas yang digunakan mempunyai fungsi sebagai tumpuan mekanis dan pemisah elektrode.

Berdasar hasil pengujian yang dilakukan, baterai kertas setebal 300 ?m tersebut mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan dengan baterai tipis lainnya, antara lain tebalnya yang jauh lebih tipis, energi densitas yang lebih tinggi, dan tidak mengalami penurunan unjuk kerja setelah pengujian 300 siklus isi ulang.

Teknologi baterai yang dikembangkan ilmuwan di Stanford University tersebut membuktikan bahwa teknik sederhana yang dikembangkan bisa digunakan untuk membuat perangkat penyimpan energi masa depan.

Oleh : rahman budi
Sumber : planethijau.com
Teknologi Mars Menjaga Panel Surya Bebas Debu
2010-08-30
Diupload Oleh ferial

energiterbarukan.net- Setiap tahun, produksi panel surya makin banyak seiring dengan meningkatnya kesadaran manusia akan pentingnya pemakaian energi terbarukan untuk mengurangi energi fosil yang menjadi salah satu penyebab pemanasan global. Tahun ini, pasar dunia dari industri panel surya mencapai US$ 24 miliar.

Sejumlah negara umumnya memasang panel surya di wilayah yang berdekatan dengan gurun. Wilayah ini dianggap cocok karena sinar matahari sangat kuat serta tidak ada halangan pepohonan, satwa liar, dan lainnya. Namun sayangnya, tanah gurun menimbulkan masalah serius, yakni butiran debu yang menempel pada panel dan lama-kelamaan mengurangi panas yang dapat diserap. Di sisi lain, wilayah gurun kesulitan mendapatkan air untuk membersihkan panel berdebu dengan air.

Seperti dikutip energiterbarukan.net dari situs www.sciencedaily.com disebutkan, tim peneliti yang dipimpin Profesor Malay K. Mazumder mempunyai jalan keluar yang ampuh pemecahan persoalan tersebut. Mereka menggunakan pembersihan otomatis yang merupakan pengembangan teknologi dari misi ke Mars. Pada 22 Agustus lalu, Mazumder dan rekan-rekannya dari NASA menyampaikan temuan itu dalam The 240th National Meeting of the American Chemical Society.

Teknologi ini melibatkan lapisan plastik transparan sebagai bahan elektrik sensitif yang menyelimuti panel surya. Sensor memantau tingkat endapan debu pada panel. Ketika tingkat debu terlalu tinggi, muatan listrik mengirim gelombang debu di atas permukaan material, mengangkat, dan membawanya pergi dari tepi panel surya.

Mazumder menjelaskan, dalam waktu dua menit, proses menghilangkan sekitar 90 persen debu selesai dan hanya membutuhkan sejumlah kecil daya listrik untuk operasi pembersihan. "Teknologi kami dapat digunakan untuk sistem fotovoltaik skala besar dan kecil. Alat ini tidak memerlukan air dan memiliki gerakan mekanis," kata Mazumder.

Teknologi pembersihan diri melibatkan pengendapan yang transparan serta bahan elektrik sensitif yang disimpan pada kaca atau lembaran plastik transparan yang menyelimuti panel. Sensor memonitor kadar debu pada permukaan panel dan bahan energi ketika konsentrasi debu mencapai tingkat kritis. Muatan listrik mengirim gelombang debu di atas permukaan material mengangkat debu dan membawanya pergi dari ujung layar itu.

Menurut Mazumder, teknologi ini tidak butuh energi banyak dan bakal menghapus 90 persen debu dari atas panel surya. Teknologi sudah diuji pada Rovers, wahana antariksa NASA, yang dikirim ke Planet Mars, yang kondisi lingkungannya bergurun atau kering.

Debu memang jadi penyakit utama panel surya. Mazumder menjelaskan, lapisan debu 1/7 ons per meter per square yard menurunkan 40 persen tenaga surya. Dia berharap pasar akan tumbuh besar sehingga makin banyak negara yang menggunakan tenaga surya. Kini, sekitar 0,04 persen produksi energi global berasal dari tenaga surya.

Memang baru 4 persen wilayah gurun di dunia yang digunakan untuk memasang instalasi tenaga surya secara permanen. Dengan temuan baru tim peneliti pimpinan Mazumder, diharapkan terjadi kenaikan penggunaan tenaga surya.

Oleh : Awang Riyadi
Sumber : www.energiterbarukan.net
Hemat Energi, Printer HP Hanya Perlu 9 Watt
2010-08-28

Jakarta - Hewlett-Packard (HP) resmi meluncurkan dua seri printer all in one berbasis tinta terbarunya, yakni Deksjet 1050 dan 2050. Duo deskjet ini diklaim hemat energi.

Managing Director, Imaging and Printing Group HP Indonesia Mulia Dewi Karnadi menyebutkan keunggulan mencolok dari kedua printer ini. "Yang jelas hemat energi dan ramah lingkungan. Konsumsi listriknya lebih kecil dari seri sebelumnya, bahan kemasan printer 99 persen dapat didaur ulang dan penggunaan tinta lebih efisien," ujar Dewi usai acara peluncuran bertempat di hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (23/8/2010) malam.

Untuk menjelaskan betapa hematnya konsumsi energi kedua printer tersebut, Dewi menjelaskan bahwa dalam mode aktif, konsumsi listrik printer hanya sembilan watt, saat standby 2,3 watt, keadaan sleep 1,2 watt dan pada saat dimatikan 0,3 watt. "Jauh lebih hemat dari kebanyakan printer yang pada mode aktif bisa memakai energi 80 sampai 100 watt," kata Dewi.

Karena membidik konsumen di kalangan rumah tangga, tak heran harga yang dibanderol pun terbilang cukup murah, yakni Rp 700 ribuan. Dewi bahkan mengklaim duo deskjet ini sebagai printer termurah.

Dewi enggan menyebutkan dengan gamblang soal target penjualan kedua produknya ini. Namun sebagai gambaran, dia menyebutkan saat ini di Indonesia terdapat sekitar 70 juta rumah tangga, 41 juta rumah tangga di antaranya tergolong berpenghasilan memadai dan punya kemampuan untuk membeli perangkat printer. "Nah, 41 juta household ini lah yang menjadi target market kita," tutupnya.

Oleh : Rachmatunisa
Sumber : www.detik.com

Artikel Terkini :
Elektro --
Sensor CO2 baru yang sederhana  
Operasional Seluler Habiskan 70 Juta Liter Solar  
Teknologi Prosesor Berbasis Molekul DNA  
Penyisipan Informasi Data Digital Pada Siaran AM  
Perancangan Layout IC CMOS Multivibrator Monostabil Menggunakan Program LASI  
Energi --
Scenedesmus, Sumber Bahan Bakar Bio Sekaligus Penetralisir Air Limbah  
21,3 GigaWatt Energi Bersih Dari Hancurnya Ekosistem di hasilkan Cina  
Selangkah Lagi Bensin Sintetis Tanpa Emisi Karbon Siap Gantikan Bensin Berbasis Minyak Bumi  
Baterai Lithium Ion Yang ''Terinfeksi'' Virus, Menyimpan Energi 10 Kali Lebih Banyak  
Cina Akan Bangun Pembangkit Listrik BioGas Terbesar Pertama di Dunia  
Instrumentasi --
BMW Siap Produksi Mobil Ramah Lingkungan Seri i3 dan i8  
Lemari Pendingin Tanpa Listrik Pertahankan Suhu Selama 10 Hari  
Baju Pengganti Baterai  
Seoul Akan Operasikan Bis Listrik di Rute Komersial  
Honda Luncurkan Program Untuk Mengenali Berbagai Aspek Dalam Teknologi Mobil Listrik  
Komputer    Komunikasi    Kontrol    Elektro    Energi    Instrumentasi
Copyright © 2006